Reporter: Dani Prasetya | Editor: Test Test
JAKARTA. China mulai merintis menjadi negara yang unggul dalam proses daur ulang kemasan. Bersama Jepang dan Korea Selatan, China mulai giat menerbitkan legislasi tentang pengemasan yang bisa didaur ulang atau mudah dihancurkan.
Menurut Direktur Hubungan Industri dan Pemerintah Federasi Pengemasan Indonesia (FPI) Yoesoef Santo, China menunjukkan perkembangan pesat dalam penanganan masalah kemasan.
Penanganan masalah itu berpedoman pada Masterplan Daur Ulang Pengemasan yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat di Beijing. Setidaknya 14 regulasi pengemasan terkait isu lingkungan telah diundang-undangkan sejak 2008.
Perjanjian perdagangan bebas yang telah disepakati China dan beberapa negara lain, jelasnya, memaksa semua pihak terkait mematuhi regulasi pengemasan China. "Jika tidak akan terkena hambatan nontarif pada perdagangannya," ujarnya, Senin (7/11).
Dengan adanya kondisi itu, menurutnya, negara Asia Tenggara harus memiliki undang-undang bersama demi mengikuti aturan tersebut.
Di samping isu pengolahan kemasan, Yoesoef menyebut, kemasan bioplastik menjadi pilihan industri yang berorientasi ramah lingkungan. Saat ini permintaannya memang terlalu banyak karena harganya yang relatif mahal.
Namun, Plastic and Rubber Asia Internasional memperkirakan bahwa konsumsi kemasan bioplastik akan mencapai 884.000 ton pada 2020. Pertumbuhan konsumsi kemasan itu diprediksi sekitar 24,9% untuk periode 2010-2015. Sekitar lima tahun berikutnya permintaan akan melambat menjadi 18,3% hingga 2020.
"Bioplastik akan menjadi penggerak permintaan kemasan yang ramah lingkungan," jelasnya.
Hal itulah yang kemungkinan besar menjadi alasan hadirnya 50 perusahaan asal China pada pameran karet dan plastik internasional yang akan diadakan 16-19 November 2011. Misalnya, Bole, Guangdong Designer, Shantou Jinxin Machines, Leshan Machinery, Shanghai Jwell, Shantou Huaying, dan Guangdong Yuedong Machinery. Apalagi, industri pengemasan dalam negeri masih kesulitan dari segi permesinan.
Berdasarkan data PT Pamerindo Indonesia selaku penyelenggara, keberadaan perusahaan China itu makin banyak setiap tahunnya. Kali ini, perusahaan asal China itu akan berpartisipasi dengan pengusaha asal Austria, Belanda, Jerman, Italia, Korea, dan Taiwan.
Pabrikan dan distributor lokal pun hadir pada pameran itu. Misalnya, Bilplast Grapindo, Chen Hsong Machinery, Cheer Young, Eka Maju Mesindo, Golden Wings, Infinite Machinery, Karya Taruna Perkasa, Macchi Spa, Mitra Guna Mulia, dan Mitra Pancaran Mesindo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News