kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cifor: Transparansi dan dialog dapat memperkuat ISPO di mata global


Jumat, 27 September 2019 / 15:51 WIB
Cifor: Transparansi dan dialog dapat memperkuat ISPO di mata global
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dapat menjadi jaminan bahwa produk minyak kelapa sawit Indonesia, merupakan produk yang berasal dari sumber tanaman berkelanjutan. Untuk itu, perlu transparansi ISPO dalam menetapkan syarat-syarat bagi perusahaan yang mendapatkan sertifikat.

Guru Besar dari Center for International Forestry Research (Cifor), Herry Purnomo, mengatakan, ISPO perlu membuka diri lebih luas untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat global. Hal itu bisa dicapai misalkan dengan membuka diri terhadap pemantauan independen atau pun masyarakat sipil dan pihak lainnya.

Baca Juga: 5,5 juta hektar lahan sawit ditargetkan tersertifikasi ISPO di tahun 2019

Menurutnya, sebagai suatu sistem verifikasi, ISPO harus dapat menjamin dan memastikan bahwa seluruh produk perkebunan sawit yang telah mengantongi sertifikat ISPO telah memenuhi aspek ramah lingkungan, sosial dan ekonomi.

Menurutnya, keterbukaan informasi tersebut bagi pemantau independen menjadi bukti bahwa sebagian besar produk kelapa sawit Indonesia dan turunannya berasal dari perkebunan yang telah memenuhi syarat-syarat berkelanjutan.

 “Keterbukaan ini akan menepis tudingan terutama bagi kelompok penentang sawit bahwa tidak semua sawit Indonesia buruk. Faktanya, jauh lebih banyak sawit Indonesia yang baik dibandingkan dengan yang buruk karena telah bersertifikasi ISPO,” ujar Herry disela-sela Policy Dialog Toward Sustainable Palm Oil in Indonesia, Reconciling Economic Development and forest Conservation,Kamis (28/9).   

Selain keterbukaan informasi, Herry juga mendorong agar pemerintah dan pemangku kepentingan terus membangun dialog konstruktif yang melibatkan semua pihak, termasuk kelompok penentang sawit. Tujuan dialog ini untuk membenahi setiap kekurangan yang ada, dan adanya pengawasan bersama, termasuk dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Keterbukaan dan dialog akan melahirkan perspektif baru bahwa sawit dan konservasi bisa sejalan. Keduanya sama penting, tanpa harus meniadakan kepentingan satu dan hanya menonjolkan yang lain,” tambah Herry. Menurutnya, masyarakat Eropa itu cukup terbuka dan menghargai dialog yang transparan.

Baca Juga: Gapki dukung pemerintah menindak pelaku karhutla

Konselor Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Michael Bucki menambahkan, Uni Eropa mengakui keunggulan sawit Indonesia.  

Bucki menilai, sawit merupakan tanaman yang bisa tumbuh dengan sangat cepat, memproduksi lebih banyak minyak dan membutuhkan lahan yang lebih sedikit. 

Hanya saja, lanjut Bucki, dalam banyak forum, pihaknya ingin mendengar berbagai proses perbaikan yang terus menerus dilakukan di Indonesia terutama  terkait pemanfaatan lahan. 

Baca Juga: Hadapi Karhutla perlu pengawasan kegiatan korporasi dan penegakkan hukum tegas

“Kami sangat terbuka dengan berbagai proses perbaikan yang terus menerus dilakukan di Indonesia. Dalam berbagai forum, sebenarnya kami hanya ingin mengingatkan Pemerintah Indonesia, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil dan berbagai pihak tentang pentingnya meningkatkan kesadaran publik akan masalah-masalah terkait perubahan iklim,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×