kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cikarang Listrindo akan berinovasi dalam energi terbarukan


Selasa, 16 April 2019 / 16:53 WIB
Cikarang Listrindo akan berinovasi dalam energi terbarukan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan pembangkit listrik PT Cikarang Listrindo Tbk mulai berinovasi dalam energi terbarukan. Di tahun 2018, perusahaan dengan kode emiten POWR ini mulai melakukan penjajakan solar panel untuk opsi pembakaran biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Babelan.

"Di tahun 2019 ini kami berharap bisa terus mengembangkan energi terbarukan," kata Direktur Keuangan PT Cikarang Listrindo Tbk. Christanto Pranata, usia Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Sheraton Gandaria, Selasa (16/4).

Di tahun 2019, Cikarang Listrindo berencana mengembangkan solar panel dan biomassa. Hingga saat ini proses yang sedang ditempuh yakni studi untuk menilai kelayakan jika proyek jadi diimplementasi (feasibility study) dan pilot project.

Rencananya, inovasi ini akan diterapkan di tahun 2019. Ketika ditanya mengenai kapasitas yang mungkin dihasilkan Christanto belum bisa memberi gambaran, " Kita belum bisa memutuskan berapanya, tetapi setelah mendapat informasi akan segera diputuskan," kata Christanto lagi.

Adapun Cikarang Listrindo saat ini memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik menggunakan bahan baku gas dan batu bara. Kapasitas pembangkit yang dihasilkan sebesar 1.144 megawatt (MW), dengan masing-masing kapasitas sebesar 864 MW untuk pembangkit listrik berbahan baku gas, dan 280 MW untuk pembangkit listrik berbahan baku batu bara.

Perusahaan ingin berinisiatif mengikuti tren pembangkit listrik dari energi terbarukan, sekaligus memberdayakan teknologi yang ada. Selama ini perusahaan menggunakan teknologi boiler CFB atau Circulating Fluidized Bed. Bioler ini memungkinkan untuk membakar tidak hanya batu bara, tetapi juga serpihan kayu, cangkang sawit.

Perusahaan yang genap berusia 25 tahun pada 2018 ini megalokasikan sekitar US$ 40 juta hingga US$ 50 juta untuk keperluan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex). Sebesar US$ 20 juta hingga US$ 25 juta untuk capex pemeliharaan gas dan batu bara.

Sementara sisaya akan dimanfaatkan untuk capex distribution, seperti pembuatan jalur-jalur bawah tanah, dan distribusi lainnya, serta capex untuk pengembangan energi terbarukan. Diakui Christanto, sumber belanja modal akan diambil dari sumber dana internal.

Sebagai informasi, selain berinovasi dalam energi terbarukan, Cikarang Listrindo juga akan memanfaatkan teknologi digital. Perusahaan akan mengadaptasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP), dan Enterprise Asset Management (EAM) untuk menjawab tatangan revolusi 4.0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×