Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Dupla Kartini
BANDUNG. Tahun ini bakal menjadi tahun yang sibuk bagi PT Cipaganti Citra Graha, yang lebih dikenal sebagai Grup Cipaganti. Rencananya, pada semester I tahun ini, perusahaan yang terkenal dengan layanan transportasi Jakarta–Bandung ini bakal melantai di bursa. Sekitar 30%-40% saham milik Andianto Setiabudi, pemilik Cipaganti, bakal dilepas ke publik.
Menurut Andianto, yang juga Chief Executive Officer (CEO) Cipaganti, seluruh hasil pengumpulan dana initial public offering (IPO) bakal dipakai untuk pengembangan usaha. Nah, untuk persiapan menuju listing di bursa, manajemen Cipaganti pun sudah menyiapkan berbagai rencana ekspansi bisnis.
Cipaganti masih bakal fokus di bidang transportasi, penyewaan alat berat, dan pertambangan. "Tiga bidang ini yang menjadi pilar utama Grup Cipaganti," kata Andianto kepada KONTAN di kantor pusat Cipaganti di Bandung.
Untuk divisi otojasa yang membawahi bidang transportasi, Cipaganti berencana menambah armada sebanyak 2.500 unit sampai akhir tahun ini. Saat ini jumlah armada Cipaganti yang terdiri dari mini bus carteran, taksi, bus, truk mencapai 4.000 unit. dengan demikian, akhir tahun nanti armada Cipaganti sudah sebanyak 7.500 unit. Selanjutnya, hingga 2015 nanti, Cipaganti menargetkan mempunyai 15.000 unit armada.
Tak hanya itu, Cipaganti juga bakal merambah kota-kota seperti Balikpapan dan Pekanbaru. Ini bakal melengkapi 100 kota yang sudah dilalui Cipaganti di Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Untuk divisi penyewaan alat berat, perusahaan yang berumur 27 tahun ini berencana menambah stok alat berat sebanyak 350 unit menjadi 1.000 unit pada tahun ini. Tak hanya itu, mulai April mendatang, Cipaganti bakal menggarap empat konsesi pertambangan batubara.
Empat konsesi tersebut meliputi, pertama, di Anggana, Kutai Kartanegara dengan luas konsensi 100 hektare (ha) ini diprediksi sanggup menghasilkan sekitar 25.000 ton batubara per bulan. Kedua, Cipaganti akan menggarap lahan tambang Sambojo, di Kalimantan Timur pada Agustus 2012. Lahan konsesi seluas 100 ha ini diprediksi menghasilkan batubara 45.000 ton per bulan.
Ketiga, konsesi di di Melak, Kalimantan Barat seluas 1.300 ha. Keempat, lahan di Tamyang Layang, Kalimantan Tengah seluas 1.000 hektar.
Hotel bujet
Di lini properti, kiprah Cipaganti patut mendapat perhatian. Tahun ini, perusahaan ini bakal membangun dua hotel kelas bujet (bintang tiga) dengan nama Cipaganti Legian Hotel di Bali dan De Art Hotel Cipaganti di Bandung. "Pertengahan tahun ini mulai proses pembangunan," katanya.
Supaya menarik konsumen, De Art Hotel bakal bernuansa Sunda. Adapun Cipaganti Legian berkonsep modern.
Ekspansi ini terus berlanjut hingga tahun depan. Pada 2013 nanti, Cipaganti akan menambah satu hotel lagi di Bandung bernama Batik Hotel. Untuk membangun seluruh hotel itu, Cipaganti bakal merogoh Rp 70 miliar-Rp 80 miliar per hotel. Nantinya hotel ini bakal berada di bawah bendera PT Cipaganti International Development.
Pada tahun lalu, Grup Cipaganti berhasil menorehkan pertumbuhan 20%-30%. Sayang Andianto enggan membeberkan angka pasti. Namun menurut riset KONTAN, Cipaganti pernah menargetkan pendapatan di bisnis transportasi Rp 700 miliar di tahun lalu. Di bisnis tambang dan alat berat Rp 630 miliar. Benarkah? "Bisa dibilang seperti itu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News