Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik memperkirakan produksi beras pada kuartal IV akan lebih rendah dari periode sebelumnya karena memasuki masa tanam.
Namun salah satu indikator nasional beras, Pasar Beras Cipinang, meyakini pada tutup tahun dan awal tahun 2019, stok beras akan tetap aman dan harga di level stabil.
Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya menyatakan kinerja pemerintah dan industri beras pada akumulasi hingga kuartal IV ini jauh lebih baik dari tahun lalu.
Menurutnya, stok beras di gudangnya berada di level 48.000 ton, yang artinya di atas ambang batas aman di 3.000 ton. Menurutnya kondisi ini tetap bisa dipertahankan hingga akhir tahun.
"Saat ini Pemerintah Pusat sudah lebih siap dari tahun lalu. Cadangan beras Bulog lebih dari 2 juta, dan itu bisa dipakai sebagai cadangan beras pemerintah," kata Arief kepada Kontan.co.id, Kamis (25/10).
Adapun bila kondisi berbalik dan terjadi kelangkaan beras, Arief meyakini Bulog dapat menggelontorkan beras dalam gudangnya untuk menstabilkan pasar.
Apalagi, Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar menyampaikan setidaknya saat ini terdapat stok 2,5 juta ton beras.
Angka ini terdiri dari pengadaan dalam negeri sebesar 950.000 ton dan pengadaan luar negeri, alias impor, yang sudah terealisasi di 1,5 juta ton.
"Ini yang sehari-hari masok dalam negeri akan kita gunakan untuk stabilisasi keterjangkauan, ketersediaan sesuai dengan tugas pemerintah yang dibebankan ke Bulog," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News