kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CIPS: Pemerintah harus pastikan pasokan beras aman hingga musim panen


Kamis, 25 Oktober 2018 / 06:45 WIB
CIPS: Pemerintah harus pastikan pasokan beras aman hingga musim panen


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim paceklik yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dikhawatirkan akan berimbas pada mundurnya musim tanam padi, dan akan berdampak pada masa panen yang akan terjadi di Februari 2019.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bencana kekeringan saat ini sedang melanda 11 provinsi, 111 kabupaten/kota, 888 kecamatan dan 4.053 desa.

Sebagian besar daerah yang terkena merupakan sentra beras dan jagung, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Banten, Lampung dan beberapa provinsi lainnya.

Melihat kondisi yang terjadi, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai, pemerintah harus bisa memastikan pasokan beras aman hingga datangnya musim panen.

Peneliti CIPS Assyifa Szami Ilman mengatakan, dengan menjamin stok beras yang ada di Bulog masih mencukupi, impor tidak perlu dilakukan hingga akhir tahun.

”Menimbang adanya kondisi tersebut, pemerintah perlu memastikan bahwa stok beras yang ada di Gudang Bulog tak hanya harus mencukupi permintaan hingga akhir tahun namun juga mencukupi hingga masa panen mendatang. Menggunakan parameter harga untuk melihat jumlah pasokan beras sangat penting untuk membaca pergerakannya,” jelas Ilman seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (24/10).

Tak hanya itu, harga jual beras juga perlu dijaga agar dapat terjangkau. Kenaikan harga beras pun mulai terlihat pada pertengahan tahun ini. Berdasarkan data BPS, pada Juli 2018 harga beras berada di kisaran Rp 9.135.

Angka ini naik pada Agustus 2018 menjadi Rp 9.198 dan naik lagi pada September 2018 menjadi Rp 9.310. Pergerakan harga yang menunjukkan peningkatan ini menandakan pasokan beras di pasar semakin berkurang.

Ilman menjelaskan, agar tetap menjaga harga beras stabil dan masih dalam jangkauan masyarakat, pemerintah perlu melakukan estimasi permintaan beras dengan baik.

Apabila stok yang dimiliki Bulog sudah menipis ketika awal tahun dan mengancam kenaikan harga drastis hingga masa panen tiba, pertimbangan melakukan impor patut diperhitungkan.

”Namun, kalau impor beras akan dilakukan di awal tahun sebagai bentuk menjaga kestabilan harga, pemerintah jangan sampai mengulang kesalahan timing impor yang pemerintah sebelumnya telah lakukan di awal tahun 2018. Hal ini agar impor tidak akan menjatuhkan harga dan merugikan petani,” jelas Ilman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×