Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diversifikasi pasar ekspor Indonesia dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ekspor. Pasalnya saat ini Indonesia mulai mengalami defisit neraca dagang.
Sementara terbukanya negara non tradisional dalam tujuan ekspor membuat potensi ekspor Indonesia masih dapat ditingkatkan.
"Sudah saatnya pemerintah melihat potensi dari negara-negara non tradisional," ujar Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Novani Karin Saputri dalam siaran pers, Rabu (18/7).
Potensi tersebut diungkapkan Novani dengan melihat neraca dagang antara Indonesia dengan negara non tradisional. Novani mencontohkan Turki dan Bangladesh sebagai negara non tradisional yang memiliki potensi besar.
Neraca perdagangan Indonesia dengan dua negara tersebut mengalami kenaikan surplus. Surplus perdagangan Indonesia dengan Turki sejumlah 48,97% sementara dengan Bangladesh sebesar 43,44%.
Kondisi ekonomi negara non tradisional yang sedang tumbuh pun dapat dimanfaatkan menjadi potensi bagi Indonesia. Sementara negara yang biasa bertransaksi dengan Indonesia dinilai Novani masih bergolak akibat pengaruh kondisi perang dagang.
"Beberapa negara non tradisional mengalami pertumbuhan ekonomi yang menggiurkan dan ini tepat bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor ke negara tersebut," terang Novani.
Negara Timur Tengah dan Afrika menjadi sasaran yang bagus untuk dimasuki oleh Indonesia. Pertumbuhan Afrika yang cepat menyebabkan kebutuhan terhadap berbagai produk pun akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News