Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistika (BPS) memperkirakan panen kuartal IV akan terseret akibat memasuki masa tanam pada periode Oktober-Desember.
Pada tiga bulan tersebut produksi sebesar 3,94 juta ton beras namun konsumsi 7,45 juta ton. Namun hal ini dinilai normal sesuai siklus tani dan masih bisa ditalangi oleh panen dari bulan-bulan sebelumnya.
"Puncak panen raya di Maret, kemudian turun lagi dan naik ke Juli karena panen, kemudian bulan Oktober-Desember akan turun lagi karena masuk masa tanam," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (24/10).
Hal tersebut ia sampaikan dalam agenda "Perbaikan Metodologi Perhitungan Data Produksi Beras dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA)" yang diselenggarakan oleh BPS hari ini.
Rincinya, potensi produksi beras di Oktober 2018 sebesar 1,52 juta ton, November 2018 sebesar 1,20 juta ton dan Desember 2018 sebesar 1,22 juta ton. Bila diakumulasi menjadi 3,94 juta ton.
Namun konsumsi pada bulan Oktober sebesar 2,51 juta ton, November sebesar 2,43 juta ton dan Desember sebesar 2,51 juta ton, yang bila diakumulasi sebesar 7,45 juta ton.
Untungnya masih ada akumulasi produksi dari periode Januari-September sebesar 28,48 juta ton, sedangkan konsumsi pada periode sama di 22,12 juta ton.
Kemudian dengan metode tersebut, BPS menyimpulkan, produksi beras tahun ini akan sebesar 32,42 juta ton dan konsumsi sebesar 29,57 juta ton. Alhasil, surplus di akhir tahun bisa mencapai 2,85 juta ton.
Suhariyanto menyatakan metode KSA ini juga memiliki tingkat akurasi yang lebih kuat dibandingkan metode sebelumnya yang menghasilkan Angka Ramalan (ARAM) karena menggunakan citra satelit dan verifikasi ke lapangan. "Ini akan jadi acuan, jadi tidak akan keluar lagi ARAM," katanya.
Ia juga menambahkan sejatinya metode ini bisa dilakukan setiap bulan, dan hasilnya bisa melihat potensi hingga tiga bulan ke depan. Namun ia tak merinci periode rilis KSA ini ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News