kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ciputra Development Sebut Kenaikan Harga Material Berdampak pada Harga Jual Properti


Rabu, 13 Juli 2022 / 18:30 WIB
Ciputra Development Sebut Kenaikan Harga Material Berdampak pada Harga Jual Properti
ILUSTRASI. Ciputra Development (CTRA) sebut kenaikan harga material berdampak pada harga jual properti. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menanggapi terkaitnya adanya kenaikan harga bahan material bangunan yang turut berdampak pada harga jual properti. 

Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Totok Lusida sempat mengatakan bahwa harga besi sudah naik ke level sekitar Rp 13.000 per kilogram. Sebelumnya, harga bahan material tersebut masih berada di sekitar angka Rp 6.800 per kilogram pada Desember 2021. 

Direktur Ciputra Development Harun Hajadi mengatakan, saat ini memang beberapa harga material bangunan telah mengalami kenaikan. Bahkan sejak tahun lalu, kenaikan tersebut sudah mulai terasa. 

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Optimistis Capai Target Marketing Sales pada 2022

“Yang naik kebanyakan bahan baku yang berhubungan dengan harga global, misalnya besi, dan material yang supply chain nya terganggu,” imbuh Harun kepada Kontan.co.id, Rabu (13/7). 

Menurut Harun, kenaikan tersebut tentu berdampak pada harga jual produk properti. Sehingga saat ini memang ada penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan. 

“Tetapi kita masih usahakan untuk menekan harganya di tengah pandemi ini agar banyak konsumen bisa membeli rumah produk Ciputra tanpa harus terkena kenaikan,” jelasnya. 

Namun, Harun memproyeksikan, setelah pertengahan tahun ini, perseroan akan sulit untuk menahan kenaikan harga. Hal itu lantaran adanya proyeksi kenaikan biaya atau cost bahan material bangunan yang akan naik 8% sampai 10%. 

 

“Saya sih perkirakan ada kenaikan antara 8%-10% cost bahan material kalo melihat tren sekarang, tetapi sebagian material sudah naik di tahun lalu, makanya mungkin tahun hanya setengahnya,” ungkap dia. 

Sebagai tambahan, saat ini harga jual rumah yang masih menjadi primadona berada di kisaran harga Rp 1,2 miliar. Adapun penjualan yang masih tinggi terutama berasal dari kota-kota besar seperti Jabotabek, Surabaya, Medan, Makassar, dan Semarang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×