Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal III-2024, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mencatatkan peningkatan kinerja keuangan dengan naiknya pendapatan sebesar 12,2%, jika dibandingkan pendapatan periode sama tahun lalu dengan nilai mencapai Rp758,78 miliar.
Laba operasi meningkat sebesar 16,1% menjadi Rp201,04 miliar dari Rp180,90 miliar pada kuartal III-2023. Dengan marjin operasi mencapai 27,7% dibandingkan 26,7% pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel serta harga jual rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih CSRA kuartal III-2024 ditutup pada nilai Rp125,39 miliar, mencerminkan peningkatan sebesar 5,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp118,99 miliar.
Marjin laba bersih sedikit menurun dari 17,6% menjadi 16,5%, akibat manajemen biaya yang lebih tinggi dari dampak operasional akibat cuaca.
Baca Juga: Mengintip Startegi Perusahaan Sawit Hadapi Fenomena La Nina
Adapun, CSRA melaporkan total aset sebesar Rp2,21 triliun, dengan peningkatan signifikan pada cadangan kas, naik dari posisi pada 31 Desember 2023 sebesar Rp1,84 triliun.
Dengan total liabilitas perusahaan pada sembilan bulan pertama tahun 2024 ini mencapai Rp996,84 miliar dibandingkan dengan Rp727,69 miliar pada akhir 2023, sementara ekuitas mencapai Rp1,21 triliun, meningkat signifikan dari Rp1,11 triliun pada akhir tahun sebelumnya.
Menyambut 2025, Seman Sendjaja selaku Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mengatakan permintaan global untuk minyak sawit diperkirakan akan tetap kuat di tahun depan terutama dari pasar negara berkembang dan sektor biofuel.
"Namun, persaingan dari minyak nabati lainnya seperti kedelai dan bunga matahari mungkin meningkat. Indonesia diharapkan tetap mempertahankan posisinya sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Kamis (31/10).
Lebih lanjut ia menambahkan, saat ini CSRA kini telah menambah produksi Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi minyak kelapa sawit dari pabrik sawit mereka yang terletak di Labuhan Batu, Sumatera Utara.
“Industri minyak sawit di Indonesia pada tahun 2025 siap untuk tumbuh, didorong oleh efisiensi produksi dan permintaan global untuk produk yang berkelanjutan. Namun, kami perlu mengatasi tantangan lingkungan dan volatilitas pasar dengan efektif," ungkapnya.
Baca Juga: Ada Agenda Replanting, Emiten CPO Tetapkan Target Produksi Berbeda Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News