Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Walaupun beberapa tahun belakangan perusahaan-perusahaan dari China getol melakukan investasi sektor minyak dan gas di Indonesia, tidak semua lapangan minyak dan gas yang ditawarkan pemerintah diminati.
Buktinya, China National Petroleum Company (CNPC) justru menarik diri dari posisinya sebagai mitra-mitra PT Pertamina untuk mengelola blok migas Natuna D Alpha yang diperkirakan mengandung cadangan gas sangat besar, yaitu 46 triliun kaki kubik.
"CNPC sudah mengirim surat terkait mundurnya mereka dari partner Pertamina dalam (proyek) Natuna D Alpha," kata Dirut Pertamina Karen Agustiawan kemarin (16/6).
Dengan demikian, calon mitra Pertamina untuk mengelola proyek migas raksasa tersebut tinggal tujuh. Mereka adalah ExxonMobil Oil Indonesia, Total Indonesie, Chevron Pacific Indonesia, StatoilHydro Norway, Shell Indonesia, ENI (Italia), dan Petronas.
Tidak diketahui alasan mengapa CNPC mundur. Namun, sumber KONTAN menduga, keputusan CNPC tersebut terkait dengan keekonomian lapangan gas yang walaupun cadangannya besar, namun kandungan CO2nya begitu tinggi, yaitu mencapai sekitar 70% tersebut.
"Kalau faktor pembiayaan, tampaknya untuk perusahaan seperti CPNC tidak ada masalah," kata sumber yang enggan disebut namanya tersebut.
Belum jelas dampak dari pengunduran diri CNPC tersebut. Yang pasti, Wakil Tim Negosiasi Pertamina untuk pengelolaan Blok Natuna D Alpha Dwi Martono mengatakan, ia akan mengumumkan nama perusahaan yang akan menjadi mitra Pertamina untuk mengelola blok tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News