Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (KTT PBB) terkait perubahan iklim edisi ke 26 atau disebut COP26 bakal di gelar di Glasglow, Skotlandia, pada 31 Oktober - 12 November 2021.
Melansir catatan Kontan.co.id, COP26 memiliki empat agenda yang merupakan penyempurnaan dari COP edisi sebelumnya, yaitu menekan laju global warming yang disebabkan oleh climate change. Satu dari empat agenda tersebut berkaitan dengan peningkatan kerja sama internasional dalam transisi energi dan transportasi ramah lingkungan.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyampaikan, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebenarnya sudah memiliki peta jalan atau roadmap untuk pengembangan transportasi ramah lingkungan atau kendaraan listrik.
Hal ini, tentunya sejalan dengan isu global tersebut, di mana Indonesia dan juga para prinsipal mengantisipasi laju global warming yang terjadi lewat pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
"Para prinsipal akan menyesuaikan produk-produk yang ramah lingkungan, sambil selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat Indonesia," ujar Jongkie kepada Kontan.co.id, Senin (1/11).
Lebih lanjut Jongkie bilang, sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Namun memang, harga produk yang cukup mahal masih menjadi kendala utama yang dihadapi di pasar domestik.
Baca Juga: Toyota Astra Motor (TAM) sudah jual 5.000 unit mobil listrik hingga kini
"Pasar domestik mayoritas dikuasai oleh kendaraan bermotor yang harganya Rp 250 juta ke bawah. Sedangkan Battery Electric Vehicle (BEV) yang paling murah harganya masih di kisaran Rp 500 jutaan," tutur Jongkie.
Sejalan dengan hal ini, salah satu Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia, PT Nissan Motor Distributor Indonesia juga bilang pihaknya telah menyiapkan strategi untuk ikut menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan bebas polusi. Salah satunya direalisasikan lewat peluncuran berbagai varian mobil bertenaga listrik.
Di Indonesia sendiri, Nissan sudah menghadirkan dua mobil elektrifikasi, yakni Nissan Kicks e-POWERR dan juga Nissan Leaf, yang masuk kategori BEV. "Nissan Kicks e-POWER merupakan mobil 100% penggerak elektrik tanpa membutuhkan charger eksternal," ujar Head of Marketing Communication Nissan Motor Distributor Indonesia Julian Olmon.
Peluncuran Nissan Kicks e-POWER ini bukan tanpa alasan, Nissan melihat bahwa salah satu tantangan terbesar pengembangan kendaraan listrik di Tanah Aiar adalah masih terbatasnya penyebaran charging station. Maka dari itu, Nissan pun memperkenalkan produk elektrifikasi dengan teknologi e-Power yang tidak membutuhkan charger eksternal.
"Hal ini sekaligus menjadi peluang untuk Nissan untuk dapat memperkenalkan produk elektrifikasi dengan teknologi e-POWER," tuturnya.
Selanjutnya: Produksi mobil ramah lingkungan, pengamat: Industri otomotif domestik mudah adaptasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News