Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) memastikan masuknya investasi China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan di proyek Petrokimia Kilang Balongan tak akan mengganggu diskusi kerjasama dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC).
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Talullembang mengungkapkan, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan terdiri dari tiga fase.
"Fase satu dan dua itu upgrading, penambahan kapasitas. Disitu ada produk yang bisa kita proses jadi petrokimia," ungkap Ignatius dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/6).
Baca Juga: Ini alasan Saudi Aramco angkat kaki dari Kilang Cilacap
Ia melanjutkan, pengerjaan fase satu dan dua ditargetkan rampung di 2022 mendatang. Adapun pada fase ketiga nanti Pertamina dan Adnoc bakal membangun kilang yang nantinya diintegrasikan dengan Petrokimia yang merupakan kerjasama dengan CPC Taiwan.
Ignatius mengungkapkan, Jumat ini (5/6), Pertamina dan CPC Taiwan bakal menandatangani Head of Agreement seputar rencana kerjasama dan investasi tersebut.
"Yang nanti sore tandatangani HoA itu dari sisi Petrokimia, Adnoc tetap jadi calon partner. Khusus Adnoc masih tunggu hasil feasibility study (FS) akhir Agustus," terang Ignatius.
Ia pun mengungkapkan, tak menutup kemungkinan pada Agustus mendatang, Pertamina bakal melakukan diskusi dengan kedua belah pihak menyoal integrasi kilang crude ke petrokimia.
Dalam catatan Kontan.co.id, Pertamina menargetkan hingga akhir tahun ini Proyek Kilang Balongan dapat mencapai 10%.
Baca Juga: Pertamina tunda pembangunan Kilang Bontang, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News