Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Negara penghasil kedelai Argentina dan Brasil tengah dilanda curah hujan tinggi. Cuaca buruk tersebut mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah yang merusak tanaman pertanian.
Kondisi itu juga dialami bagian selatan Amerika mengalami gagal panen Kedelai akibat cuaca buruk. Dus, hal ini akan memengaruhi produksi kedelai dan berpotensi mengerek harga kedelai sekitar 10%.
Indonesia sebagai salah satu importir kedelai akan terkena dampak gagal panen ini.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, cuaca ekstrem di negara produsen kedelai berpotensi mengerek harga kedelai impor sekitar 10% dalam sebulan atau dua bulan mendatang.
Sebab, dampak gagal panen di negara Amerika akan terasa di Indonesia kemungkinan pasca lebaran. "Karena pengiriman kedelai dari Amerika ke Indonesia butuh waktu sekitar dua bulan," ujar Aip kepada KONTAN, Minggu (5/6).
Aip mengatakan, saat ini harga kedelai di gudang importir masih stabil dikisaran Rp 6.300 per kilogram (kg) hingga Rp 6.500 per kg.
Bila harga kedelai nantinya naik menjadi sekitar Rp 7.000 per kg hingga Rp 8.000 per kg, maka otomatis para produsen tahu dan tempe akan menaikkan harga di pasaran atau memperkecil ukuran tahu dan tempe.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemdag) merilis harga kedelai impor di pasaran di Jakarta saat ini rata-rata sebesar Rp 12.400 per kg. Sementara harga kedelai impor di tingkat nasional rata-rata Rp 10.800 per kg.
Menurut Aip saat ini stok kedelai tingkat nasional sebesar 480.000 ton. Stok ini cukup untuk kebutuhan kedelai selama dua bulan ke depan.
Karena itu, ia bilang, dampak gagal panen di negara produsen kedelai belum akan terasa hingga nantinya adanya penambahan stok baru sehingga ada penyesuaikan harga bila harga di Amerika sudah naik.
Aip menambahkan, saat ini permintaan terhadap produk tahu dan tempe meningkat sekitar 10% memasuki bulan Ramadhan.
Ia menduga tingginya permintaan itu karena harga daging masih bertahan tinggi, sehingga masyarakat memilih tahu dan tempe yang harganya stabil dan terjangkau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News