Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini
SINGAPURA. British Wheather Services menyatakan, panen gandum di China, sebagai konsumen gandum terbesar dan panen di AS sebagai negara produsen gandum terbesar, sedang menghadapi masalah serius akibat gagal panen yang mengancam, jika La Nina terus berlangsung.
Akibatnya, harga gandum kemarin sempat melompat 5%, walaupun Departemen Pertanian As memprediksi area tertanam AS tahun ini naik 8,2% dari tahun sebelumnya, yakni menjadi 23,5 juta hektare (ha).
Namun, hari ini harga Gandum untuk pengiriman Mei 2011 turun 0,8% menjadi US$ 7,57 per bushel pada pukul 11:24 waktu setempat. "Cuaca menjadi kuncinya. Walaupun area tertanam meningkat, tidak serta merta bisa meningkatkan produksi," kata Sudakshina Unnikrishnan, analis Barclays Capital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News