kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,41   -13,08   -1.42%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Curah Hujan Tinggi di Kuartal II 2022, Begini Prospek Delta Dunia Makmur (DOID)


Rabu, 29 Juni 2022 / 16:29 WIB
Curah Hujan Tinggi di Kuartal II 2022, Begini Prospek Delta Dunia Makmur (DOID)
ILUSTRASI. Kontraktor pertambangan batubara PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Foto Dok DOID


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Curah hujan tinggi yang terjadi di sepanjang tahun lalu cukup menekan kinerja operasional industri pertambangan. Adapun pada kuartal I 2022 ini curah hujan diakui manajemen PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) masih tinggi, namun pada kuartal II 2022 curah hujan sudah lebih membaik. 

Direktur Delta Dunia Makmur, Una Lindasari memaparkan, pencapaian di kuartal I 2022 dari sisi pengupasan lapisan tanah sudah terealisasi sebesar 124 juta BCM atau lebih kurang hampir melebihi 25% dari target per tahun. Adapun untuk realisasi volume produksi batubara sebesar 18,3 juta ton. 

“Dengan pendapatan senilai US$ 332 juta atau melebihi dari rata-rata atau 1/4 dari target per tahun,” jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Rabu (29/6). 

Di tiga bulan pertama tahun ini, Una menjelaskan bahwa terjadi kenaikan beban pokok pendapatan yang sangat signifikan atau tumbuh 98% yakni dari sebelumnya US$ 152 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 301 juta disebabkan naiknya komponen biaya akibat curah hujan yang tinggi. 

Baca Juga: Simak Bisnis Jasa Pertambangan Delta Dunia Makmur (DOID) di Australia dan Indonesia

Dia menjelaskan, biasanya ketika curah hujan tinggi ada komponen biaya yang naik. Ketika hujan, aktivitas operasional di lapangan tidak berjalan lancar selayaknya kondisi cerah. Pasalnya, setelah hujan pihaknya harus menunggu sementara waktu sebelum alat bisa kembali beroperasi. 

CEO PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), Sorimuda Pulungan menjelaskan operasi tambang batubara agak berbeda dengan tambang mineral. Di tambang batubara karena kuantitasnya besar jadi kondisi-kondisi tambang biasanya menggunakan material yang ada tanpa ada investasi khusus membangun all weather road. Jadi jalan di tambang batubara biasanya tidak all weather. 

“Sehingga ketika curah hujan tinggi, operasi berhenti, revenue stop tetapi spending tidak berhenti karena memompa air, memperbaiki saluran, dan clean up permukaan jalan, hingga membayar pekerja,” terangnya. 

Maka itu, lanjut Sorimuda, kondisi kuartal I terpengaruh sekali karena cuaca. Namun dia melihat bahwa kondisi di kuartal dua dan tiga mulai terlihat lebih baik. 

Presiden Direktur Delta Dunia Makmur , Ronald Sutardja memaparkan, kondisi cuaca di Australia stabil-stabil saja, sedangkan di Indonesia pada kuartal I ini curah hujan cukup tinggi. 

Baca Juga: Kelar Buyback 6,93% Saham, Harga Saham DOID Belum Kemana-mana, Simak Rekomendasinya

“Namun tren hujan di kuartal II 2022 jauh lebih baik terutama di Juni. Dan kuartal II sudah kelihatan volumenya bahwa tercatat pada Maret, April, Mei ini merupakan 3 bulan tertinggi di awal tahun. Sedangkan pada Juni ini akan lebih baik lagi,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. 

Ronald optimistis, berdasarkan kondisi Indonesia yang lebih kuat dan Australia stabil pihaknya yakin pada kuartal kedua akan lebih baik dibandingkan kuartal pertama. 

Melansir laporan keuangan kuartal I 2022, DOID mencatatkan kas dan setara kas senilai US$ 138 juta atau terjadi penurunan 29% dibandingkan Desember 2021 yang senilai US$ 194 juta. Namun, dari sisi total aset dijaga di level yang sama yakni sebesar US$ 1,63 miliar. 

Sedangkan dari sisi laba rugi terlihat bahwa semua komponen meningkat mulai dari pendapatan hingga laba bruto. Terjadi peningkatan dari pajak penghasilan karena jumlah revenue meningkat. Adapun  EBITDA naik lebih dari dua kali lipat.

Perinciannya, pendapatan DOID tumbuh 108% yoy menjadi US$ 332 juta, laba bruto tumbuh 300% dari sebelumnya US$ 8 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 31 juta di kuartal I 2022. Adapun EBITDA DOID tumbuh 122% yoy menjadi US$ 70 juta. Kendati begitu, laba bersih yang dicatatkan DOID US$ 0 dari yang sebelumnya rugi bersih US$ 25 juta di kuartal 2021. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×