Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) memastikan kenaikan kinerja sektor hulu minyak dan gas bumi sepanjang tahun 2019 lalu.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, pada sisi produksi dan lifting migas, Pertamina mencatatkan produksi sebesar 901.000 barel setara minyak per hari (MBOEPD). Adapun, lifting migas pada 2019 yaitu sebesar 734 MBOEPD.
Fajriyah menjelaskan, capaian ini bersumber dari kegiatan operasional yang terdiri dari pengeboran 322 sumur pengembangan, 14 sumur eksplorasi dan melakukan 751 kegiatan workover, serta 13.683 well services.
Baca Juga: IPO anak usaha Pertamina bisa cegah masuknya mafia migas?
"Ikhtiar dan fokus dalam mengelola wilayah kerja (WK) migas yang diamanahkan kepada Pertamina telah meningkatkan performa bisnis hulu. Dan diharapkan tahun-tahun mendatang performanya terus meningkat," kata Fajriyah dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (22/6).
Sementara itu, di sektor energi baru dan terbarukan, produksi panas bumi Pertamina pada 2019 mencapai 4.292 GWh atau naik 3% dibandingkan 2018 yang tercatat 4.182 GWh.
Pertamina melalui anak perusahaan, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), mengelola 14 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877MW terdiri dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) own operation maupun WKP joint operation.
Dia melanjutkan, kenaikan kinerja juga dicatatkan lewat penambahan cadangan dan sumber daya migas sebesar 44% dari target.
Tambahan cadangan P1 (terbukti) pada 2019 tercatat 309 MMBOE. Pertamina semula menargetkan sebesar 215 MMBOE.
“Temuan cadangan 2C (cadangan kontingensi sedang) mencapai 446 MMBOE atau naik 55% dibandingkan target 2019 yang ditetapkan sebesar 288 MMBOE. Capaian ini sangat berarti bagi masa depan ketahanan energi nasional,” ujar Fajriyah.
Di samping itu, reserves replacement ratio atau rasio pengembalian cadangan meningkat 32% dari target. Dalam RKAP 2019 ditargetkan sebesar 71% menjadi 102% pada realisasi 2019.
Fajriyah menambahkan, Pertamina lewat kegiatan survei seismik laut regional 2D di wilayah terbuka yang dimulai pada November 2019 hingga akhir 2019 berhasil mencatat survei sepanjang 7.049 km. Adapun, hingga pertengahan Juni 2020 progres telah mencapai 25.864 km pada Juni 2020 atau lebih dari 86% dari target 30.000 km.
"Ini merupakan survei seismik terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir yang diharapkan dapat menemukan cadangan migas baru yang menjadi giant discovery bagi Indonesia," imbuh dia.
Baca Juga: SKK Migas: Proyek migas yang onstream bisa dongkrak lifting migas di masa mendatang
Lebih lanjut Fajriyah mengatakan, pihaknya menargetkan produksi minyak satu juta BOPD (barel minyak per hari) dan 4.000 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) pada 2024 mendatang.
Demi mencapai target tersebut Pertamina, mengoptimalkan produksi migas di luar negeri dengan kini memiliki 13 lapangan migas di Asia, Amerika, dan Eropa dengan produksi minyak sebesar 104 ribu BOPD dan produksi gas 273 MMSCFD.
Sementara itu, Pertamina turut menorehkan raihan apik pada aspek lingkungan. Pada 2019, Pertamina meraih penghargaan lingkungan bergengsi, yakni Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) kategori Emas sebanyak 13 buah atau 50% dari total 26 Proper Emas secara nasional. Selain Proper Emas, Pertamina juga meraih 76 Proper Hijau pada tahun lalu.
“Proper merupakan wujud kepercayaan stakeholders terdapat bisnis Pertamina dalam pengelolaan lingkungan di wilayah operasi perusahaan,” pungkas Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News