Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: India lakukan lockdown, Darmi Bersaudara (KAYU) berupaya jaga cashflow
Sebelumnya, beban pokok penjualan KAYU tercatat hanya sebesar Rp 2,90 miliar pada periode sama tahun lalu.
Kenaikan juga dijumpai pada beberapa pos beban lain seperti misalnya beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban pendanaan. Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu beban penjualan KAYU naik 557,78% yoy dari Rp 146,30 juta do kuartal I 2019 menjadi Rp 962,34 juta pada kuartal I 2020.
Sedangkan beban umum dan administrasi naik 233,49% yoy menjadi Rp 804,36 juta. Sebelumnya, beban umum dan administrasi KAYU tercatat sebesar Rp 241,19 juta di periode sama tahun lalu. Sementara itu, beban pendanaan naik 18,59% yoy dari semula Rp 551,12 juta di kuartal I 2019 menjadi Rp 653,60 juta pada kuartal I 2020 lalu.
Beruntung, KAYU masih mampu membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan hingga tiga digit. Sepanjang kuartal pertama tahun 2020 lalu, KAYU berhasil mengempit laba tahun berjalan sebesar Rp 1,09 miliar atau tumbuh sekitar 444,93% yoy dibanding laba tahun berjalan periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp 201,79 juta.
Baca Juga: Darmi Bersaudara (KAYU) belum revisi target laba bersih di tengah pandemi corona
Hingga 31 Maret 2020 lalu, KAYU telah menyerap sebanyak Rp 4 miliar dari total rencana awal belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 5 miliar untuk membeli mesin-mesin produksi. Pembelian ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang KAYU untuk mendirikan pabrik sendiri.
Jika tidak ada aral melintang, sisa capex tahun ini kemungkinan bakal digunakan membeli secara bertahap untuk mendirikan pabrik dalam jangka panjang.
Namun demikian, hal ini masih bersifat rencana sehingga belum bisa dipastikan realisasinya. ‘’Kami masih wait and see untuk kemungkinan pembelian tanah secara bertahap,” kata Lie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News