Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perdagangan kayu, PT Darmi Bersaudara Tbk mencatatkan kinerja yang memukau di kuartal I. Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, emiten berkode saham KAYU ini membukukan penjualan bersih sebesar Rp 24,32 miliar.
Sebelumnya, penjualan bersih KAYU tercatat sebesar Rp 3,65 miliar pada periode sama tahun lalu. Artinya, kalau dihitung, terdapat kenaikan hingga sekitar 565,99% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada penjualan KAYU di kuartal I 2020.
Direktur Independen PT Darmi Bersaudara Tbk, Lie Kurniawan mengatakan, pertumbuhan kinerja sebesar tiga digit di kuartal pertama tahun ini didorong oleh adanya tambahan modal kerja yang diperoleh dari penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) pada Juli tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Laba bersih 2019 melesat 78%, ini penjelasan Darmi Bersaudara (KAYU)
Pasalnya, amunisi modal kerja yang lebih besar dibanding periode sebelumnya memungkinkan KAYU untuk membeli lebih banyak kayu log serta membayar lebih banyak jasa maklon.
Alhasil, KAYU memiliki ruang gerak lebih besar untuk mengakomodasi permintaan pembeli eksisting yang memang tinggi. Terlebih, kegiatan ekspor masih dilakukan secara normal di tiga bulan pertama.
“Hingga saat ini pun perseroan hanya mampu memenuhi sekitar 30%-40% dari kebutuhan seluruh eksisting buyer kami, sehingga ruang untuk pertumbuhan masih terbuka lebar,” kata Lie Kurniawan kepada Kontan.co.id pada Selasa (5/5).
Meski begitu, Lie tidak memungkiri bahwa kenaikan yang terjadi pada sisi penjualan juga memicu kenaikan pada beberapa pos beban. Mengintip laporan keuangan interim kuartal I 2020, beban pokok penjualan tercatat naik hingga 668,611% yoy menjadi Rp 22,32 miliar di kuartal I 2020.
Baca Juga: India lakukan lockdown, Darmi Bersaudara (KAYU) berupaya jaga cashflow
Sebelumnya, beban pokok penjualan KAYU tercatat hanya sebesar Rp 2,90 miliar pada periode sama tahun lalu.
Kenaikan juga dijumpai pada beberapa pos beban lain seperti misalnya beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban pendanaan. Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu beban penjualan KAYU naik 557,78% yoy dari Rp 146,30 juta do kuartal I 2019 menjadi Rp 962,34 juta pada kuartal I 2020.
Sedangkan beban umum dan administrasi naik 233,49% yoy menjadi Rp 804,36 juta. Sebelumnya, beban umum dan administrasi KAYU tercatat sebesar Rp 241,19 juta di periode sama tahun lalu. Sementara itu, beban pendanaan naik 18,59% yoy dari semula Rp 551,12 juta di kuartal I 2019 menjadi Rp 653,60 juta pada kuartal I 2020 lalu.
Beruntung, KAYU masih mampu membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan hingga tiga digit. Sepanjang kuartal pertama tahun 2020 lalu, KAYU berhasil mengempit laba tahun berjalan sebesar Rp 1,09 miliar atau tumbuh sekitar 444,93% yoy dibanding laba tahun berjalan periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp 201,79 juta.
Baca Juga: Darmi Bersaudara (KAYU) belum revisi target laba bersih di tengah pandemi corona
Hingga 31 Maret 2020 lalu, KAYU telah menyerap sebanyak Rp 4 miliar dari total rencana awal belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 5 miliar untuk membeli mesin-mesin produksi. Pembelian ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang KAYU untuk mendirikan pabrik sendiri.
Jika tidak ada aral melintang, sisa capex tahun ini kemungkinan bakal digunakan membeli secara bertahap untuk mendirikan pabrik dalam jangka panjang.
Namun demikian, hal ini masih bersifat rencana sehingga belum bisa dipastikan realisasinya. ‘’Kami masih wait and see untuk kemungkinan pembelian tanah secara bertahap,” kata Lie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News