kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Darmin: Indonesia tidak bisa produksi garam industri


Minggu, 18 Maret 2018 / 17:15 WIB
Darmin: Indonesia tidak bisa produksi garam industri
ILUSTRASI. Pembuatan Garam Gandu Tradisional


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) terkait impor garam industri yang mengembalikan kewenangan mengeluarkan rekomendasi impor garam industri kepada Kementerian Perindustrian (Kemperin) dari yang sebelumnya dipegang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, untuk garam industri, solusinya untuk Indonesia memang harus mengimpor. Hal ini lantaran pelaku lokal belum bisa mengolah garam industri tersebut.

“Kita tidak bisa buat garam itu, kalau yang rakyat. Kecuali ada investasi masuk. Investasi besar. Kemudian dia bikin teknologinya teknologi modern. Itu mungkin,” kata Darmin di kantornya, Minggu (18/3).

Ke depannya, menurut Darmin sudah ada pihak yang tertarik untuk berinvestasi di Nusa Tenggara Timur untuk pengolahan garam industri, tetapi masih perencanaan dan belum berjalan. 

Investasi di pengolahan garam industri di Indonesia menurut Darmin terbilang sulit. “Ini bukan hanya persoalan investasinya, melainkan lahan dan lautnya cocok, segala macam. Tidak bisa membuat pabrik garam di Teluk Jakarta karena lautnya sudah kotor,” ucapnya.

Darmin melanjutkan karakteristik Indonesia ini berbeda dengan negara lainnya yang semua danaunya bersih dan berisi garam. “Laut Jawa itu sebenarnya kurang lebih sudah agak tercemar, karena industri banyak sekali,” ujar dia.

Lokasi yang masih mungkin dijadikan tempat pengolahan garam industri di Indonesia menurut dia adalah di Madura, tetapi pengolaham ini membutuhkan teknologi yang seharusnya dibawa dari investasi.

“Teknologinya harus ada membran dipasang. Jangan bercampur dengan lumpurnya, dan memang itu butuh teknologi. Ada arus yang harus dibuat sedemikian rupa sehingga natrium klorida (NaCl)-nya naik,” jelas Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×