Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kehadiran ponsel pintar berkamera membuat pasar kamera saku mulai tergerus. Namun distributor kamera saku, PT Datascrip tetap berekspansi. Pekan lalu, perusahaan ini melansir enam kamera saku tergres.
Meski penjualan kamera saku tahun ini di prediksi turun sekitar 20% dari satu juta unit di 2013 menjadi 800.000, Datascrip tetap optimistis masih bisa mengusai pasar kamera saku domestik.
Menurut Angeline Ivone, Marketing Manager Image Communication Product Division Datascrip, untuk peristiwa bersejarah, beberapa kalangan masih mempercayakan pada kualitas kamera saku ketimbang kamera ponsel. "Makanya untuk enam produk ini kami fokus pada fitur yang belum ada di ponsel pintar seperti high zoom yang bisa langsung dikirimkan ke media sosial menggunakan Wifi,” tutur dia, akhir pekan lalu.
Tahun ini Datascrip membidik pangsa pasar kamera saku sekitar 30%. Adapun untuk penjualan kamera saku ditargetkan 250.000 unit, anjlok 16,67% dari target tahun lalu sebesar 300.000 unit.
Untuk pasar kamera single lens reflex (SLR), tahun ini diestimasikan meningkat 5% hingga 6% dari tahun lalu, menjadi 220.000 unit.
Untuk mengejar target penjualannya, Datascrip kembali menggandeng berbagai komunitas untuk memasarkan produknya. Kali ini, target komunitas yang diincar Datascrip mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tidak cuma berkutat di Jakarta saja.
Ia lantas menuturkan untuk pasar usia muda, perusahaannya menyiapkan sejumlah workshop. Ambil contoh workshop fotografi makanan dengan mengundang para anggota komunitas traveler, komunitas yukmakan.com dan komunitas hijabber. Jika tidak ada aral melintang, jurus penjualan yang sama akan dilakukan Datascrip ke komunitas kamera saku di Bandung.
"Meski tidak langsung mendongkrak bisnis tapi positif," kata dia. Pemasaran melalui komunitas melengkapi jalur penjualan melalui toko, yang masih menjadi saluran utama penjualan Datascrip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News