Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan daya beli dan tekanan tarif impor ke Amerika Serikat menjadi tantangan utama sektor ritel nasional.
Menaggapi itu, Ketua Umum AMSC, Yvonne, menyampaikan bahwa inflasi, pelemahan daya beli hingga 4%, serta efek kebijakan perdagangan global seperti tarif tinggi ekspor ke AS telah menekan industri.
"Sinergi baru antara pemasok dan peritel sangat dibutuhkan agar bisa bertahan dan tumbuh," ujarnya dalam acara Asosiasi Matahari Supplier’s Club (AMSC) Member Gathering 2025 bertema 'Ohana Intimacy in Perfect Harmony' di The Mulia Hotel, Jakarta, Selasa (23/4)
AMSC merespons tantangan ini dengan lima strategi utama: transformasi digital, pembaruan pengalaman belanja, kolaborasi berbasis data, efisiensi biaya operasional, serta penguatan hubungan antar pemangku kepentingan.
Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) akan Tebar Dividen Rp 300 per Saham, Simak Jadwalnya
AMSC juga mendorong regulasi yang lebih adil, seperti penegakan hukum terhadap praktik predatory pricing, pemberantasan impor ilegal, serta dukungan inovasi bagi produsen lokal.
Meski penjualan Lebaran 2025 menurun dibanding tahun lalu, AMSC tetap optimistis. Dengan semangat Positive Sum Game asosiasi menekankan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan ekosistem ritel yang inklusif dan berkelanjutan.
“Ritel offline masih menjadi motor ekonomi nasional. Dengan kerja sama yang erat, kita bisa menciptakan pertumbuhan yang bermanfaat bagi semua pihak,” tutupnya.
Sementara itu, Dewan Pembina AMSC sekaligus Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah menjelaskan perkembangan ritel di Indonesia. Menurutnya, peritel di Indonesia sudah menjadi bagian perekonomian di Indonesia puluhan tahun silam.
“Asosiasi Matahari Supplier’s Club (AMSC) merupakan komunitas pemasok yang tergabung dalam Matahari Group, didirikan pada tahun 1986 oleh Hari Darmawan. Ini merupakan kelompok pertama di Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Matahari Laporkan Kinerja 2024 dan Perluas Gerai Format Khusus Suko & ZES
AMSC “Kebersamaan Menuju Kemitraan yang Handal”, yang mencerminkan komitmen untuk membina kemitraan yang kuat antara para pemasok dan divisi merchandising Matahari. Asosiasi ini dibuat untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara Grup Matahari dan para pemasoknya.
“Mengembangkan sumber daya pemasok sejalan dengan pertumbuhan Matahari dan program pemerintah untuk mendukung industri lokal. Selain itu, membangun jaringan dan berbagi informasi di antara para anggota. Seperti kondisi saat ini, kita bisa menghadapi bersama,” pungkasnya.
Adapun acara ini dihadiri sekitar 250 anggota AMSC serta pejabat dan pelaku usaha, termasuk Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti dan Dirjen Pajak Suryo Utomo. Keduanya menekankan pentingnya kemitraan strategis dalam membangun ekosistem bisnis yang sehat. Pengamat ritel Yongky Surya Susilo turut memaparkan kondisi terkini industri ritel dan rantai pasok nasional.
Baca Juga: Industri Ritel Keluhkan Aturan Pembatasan Penjualan Rokok
Selanjutnya: Pelindo Ungkap Penyebab Kemacetan Parah Tanjung Priok Hasil Evaluasi Internal
Menarik Dibaca: Optimalkan Tumbuh Kembang, Alfamidi Dorong Keluarga Menjaga Pencernaan Balita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News