Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri otomotif khususnya kendaraan roda empat tampak masih sulit bangkit hingga menjelang penghujung tahun 2024. Ketidakstabilan ekonomi dan tekanan daya beli masyarakat cukup berdampak pada raihan penjualan mobil baru di Indonesia.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke diler) mobil nasional menyusut 3,7% month to month menjadi 74.347 unit pada November 2024, sedangkan bulan sebelumnya tercatat sebanyak 77.226 unit.
Sebaliknya, penjualan retail (diler ke konsumen) mobil nasional masih mampu tumbuh 3,5% mtm menjadi 76.053 unit pada November 2024, dari bulan sebelumnya yakni 73.475 unit.
Baca Juga: Penjualan Wholesales Mobil Nasional Berkurang 3,7% MtM pada November 2024
Bila dihitung dari Januari--November 2024, penjualan wholesales mobil nasional masih dalam tren negatif atau terkoreksi 14,7% yoy menjadi 784.788 unit. Begitu pula dengan penjualan retail mobil nasional yang berkurang 11,2% yoy menjadi 806.721 unit hingga akhir November 2024.
Gaikindo mengakui kondisi pasar otomotif nasional masih cenderung sepi akibat pelemahan daya beli masyarakat, terutama kelas menengah. Hal ini tercermin dari fenomena deflasi yang sempat terjadi 5 bulan beruntun.
Namun, diharapkan akhir tahun nanti pasar otomotif akan pulih seiring efek pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 pada akhir hingga November awal Desember, serta maraknya program diskon harga jual mobil.
"Mudah-mudahan hasil SPK (surat pemesanan kendaraan) di GJAW bisa direalisasikan pada bulan Desember," kata Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto, Selasa (10/12).
Baca Juga: Kebijakan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor Berlaku di 2025, Ini Respons Pengusaha Mobil
Lantas, Gaikindo tetap percaya diri target penjualan mobil nasional sebanyak 850.000 unit dapat tercapai pada akhir 2024 nanti. Angka ini sebenarnya merupakan hasil revisi dari proyeksi mobil nasional terdahulu yakni 1,1 juta unit.
Tren penjualan APM
Sementara itu, capaian kinerja penjualan bulanan para Agen Pemegang Merek (APM) otomotif terlihat cukup bervariasi pada November lalu.
Toyota yang menjadi pemimpin pasar otomotif mampu mencetak kenaikan penjualan retail 4,19% mtm menjadi 25.860 unit pada November 2024. Walau demikian, secara tahunan penjualan retail Toyota mengalami penurunan 8,92% yoy menjadi 268.288 unit hingga November 2024.
Di sisi lain, Daihatsu mengalami penurunan penjualan bulanan sebesar 7,54% mtm menjadi 12.113 unit pada November 2024. Serupa dengan Toyota, penjualan retail tahunan Daihatsu juga terkoreksi 13,38% yoy menjadi 155.062 unit per akhir bulan lalu.
Baca Juga: Rencana Insentif Pajak Penjualan Mobil Diyakini Sokong Penjualan Tahun 2025
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono mengatakan, penurunan penjualan mobil Daihatsu tidak hanya semata disebabkan oleh pelemahan daya beli masyarakat. Daihatsu juga menghadapi tantangan sulitnya akses terhadap pembiayaan kendaraan bermotor.
Dengan tren non performing loan (NPL) yang tinggi, beberapa lembaga pembiayaan cenderung lebih selektif dalam melakukan analisis pembiayaan.
"Kebetulan dari sisi profil konsumen, sebanyak 80% konsumen Daihatsu melakukan pembelian mobil dengan cara kredit," ungkap Tri, Selasa (10/12).
Hingga akhir November, Sigra masih menjadi model terlaris Daihatsu dengan kontribusi penjualan 33%, kemudian disusul oleh Gran Max Pick Up sebesar 25%.
Daihatsu tetap optimistis penjualannya bangkit pada Desember 2024. Merek asal Jepang ini bakal lebih gencar menawarkan produk dengan program penjualan yang ada, baik untuk pembelian tunai ataupun kredit.
"Harapannya upaya ini bisa mengoptimalkan penjualan pada akhir 2024," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News