Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester II tahun 2024, bisnis sepeda mengalami perlambatan yang signifikan.
Pelemahan ekonomi yang dialami oleh masyarakat berdampak langsung pada penurunan penjualan sepeda di berbagai kalangan pedagang.
Salah satu pedagang sepeda di Pasar Rumput, Jakarta, Mila (42), menyatakan bahwa penurunan omzetnya sangat terasa dalam beberapa bulan terakhir.
"Saat Pandemi Covid-19, penjualan bisa meningkat hingga 100%. Sekarang jauh di bawah itu, bahkan sedikit lebih rendah dibandingkan masa sebelum pandemi," ujar Mila kepada Kontan, Jumat (27/9).
Baca Juga: Kuota Subsidi Sepeda Motor Listrik Habis, Polytron Akan Revisi Target Penjualan
Mila menjelaskan bahwa turunnya minat masyarakat, khususnya anak-anak, untuk bersepeda, keterbatasan ruang publik untuk aktivitas bersepeda, serta melemahnya daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang mempengaruhi penurunan penjualan.
Ia mengenang bahwa pada masa puncak animo masyarakat terhadap sepeda selama pandemi Covid-19, dirinya mampu meraih omset hingga lebih dari Rp 100 juta per bulan. Namun, saat ini omset tersebut merosot drastis menjadi hanya sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta per bulan.
Senada dengan Mila, Suwarno, pedagang sepeda lainnya, mengungkapkan bahwa saat pandemi, bisnis sepeda tumbuh pesat akibat tingginya permintaan, meskipun pada waktu itu produksi dari pabrik berkurang.
Baca Juga: Menggeber Penjualan, Begini Langkah Produsen Motor Listrik
"Permintaan saat itu tinggi, tapi produksi dari pabrik menurun, sehingga pasaran menjadi ramai," jelas Suwarno.
Baik Mila maupun Suwarno berharap pemerintah dapat segera mengambil kebijakan yang tepat untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga sektor bisnis, termasuk penjualan sepeda, dapat kembali pulih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News