Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan jasa pertambangan batubara PT Delta Dunia Makmur Tbk mengantongi kontrak baru untuk mengeruk batubara. Melalui anak usahanya PT Bukit Makmur, mereka mendapat perpanjangan kontrak baru dari PT Adaro Energy Tbk.
Kontrak baru ini nantinya untuk pekerjaan hingga 2018. Hanya saja, hingga kini perpanjangan kontrak itu belum ditandatangani.
PresidenĀ Direktur PT Bukit Makmur Mandiri Utama Ronald Sutardja optimistis penandatanganan kontrak dengan Adaro Energy ini bisa segera dilaksanakan karena saat ini hanya terkendala administrasi dan waktu saja. "Nilai kontraknya US$ 400 juta sampai US$ 500 juta," ujar Ronald, Kamis (11/6).
Selain Adaro, Ronald mengklaim ada juga beberapa kontrak lain yang kemungkinan besar akan diperpanjang. Seperti kontrak pekerjaan dari PT Kaltim Prima Coal maupun PT Darma Henwa.
Ronald menyatakan kemungkinan besar, kontrak-kontrak tersebut akan diperpanjang. Pertimbangannya tak lain karena selama ini kerjasama emiten berkode DOID dengan klien-klien tersebut cukup baik dan memenuhi kinerja sesuai target.
Beberapa klien kakap dari PT Delta Dunia MakmurĀ antara lain datang dari Adaro, Kideco, Berau Coal di konsesi Lati, Berau Coal di konsesi Binungan. Selain itu ada kontrak hauling road dengan Berau Coal di Suaran, Kalimantan Timur. Lalu dengan KPC di Bengalon, juga dengan Darma Henwa dan Multi Tambangjaya Utama .
Ronald mengakui dalam kondisi sekarang ini DOID membutuhkan kontrak baru. Sebab saat ini ada sekitar 15% atau hampir 2000 alat berat dan peralatan pertambangan sudah tak beroperasi. Terutama sejak Bayan Resources menghentikan kontrak yang sudah berjalan dua-tiga tahun, sejak tahun lalu.
Karena itu, manajemen DOID selama satu tahun terakhir lebih agresif mengejar kontrak baru. Perusahaan ini sedang bernegosiasi dengan beberapa calon klien untuk mendapatkan kontrak baru.
Ronald masih enggan mengungkapkan identitas calon klien dan besaran nilai kontraknya. Ia hanya menyatakan, kontrak baru batubara tahun ini jumlahnya tak melebih angka sepuluh.
Selain agresif mengejar kontrak baru jasa pertambangan batubara, DOID berupaya mendapatkan kontrak jasa pertambangan non-batubara terutama emas. Saat ini DOID sedang mendekati satu perusahaan pertambangan emas menawarkan jasa. Lagi-lagi Ronald enggan membuka identitas perusahaan tambang emas tersebut dan nilai kontraknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News