kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dermaga batubara berkapasitas 7 juta ton untuk PLTU Jawa-7 resmi beroperasi


Jumat, 05 Juli 2019 / 15:05 WIB
Dermaga batubara berkapasitas 7 juta ton untuk PLTU Jawa-7 resmi beroperasi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -BANTEN. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (PT SGPJB) meresmikan terminal batubara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa  7 yang berlokasi di Serang, Banten.

Dermaga batubara tersebut nantinya akan menampung dan menyalurkan batubara sebanyak 7 juta ton per tahun, sebagai sumber energi dari PLTU berkapasitas 2 x 1.000 Megawatt (MW) tersebut.

Presiden Direktur PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara mengatakan, peresmian dermaga ini menandai kesiapan PLTU Jawa 7 yang siap beroperasi dalam beberapa bulan ke depan. Dengan dimulainya pengiriman batubara ke dermaga ini, maka stok bahan baku energi PLTU Jawa 7 sudah tersedia.

"Terlihat kapal tongkang pertama sudah bersandar. Ini menjadi milestone yang penting bagi proyek PLTU Jawa 7 yang akan segera beroperasi," kata Iwan dalam acara peresmian yang digelar Jum'at (5/7).

Adapun, pembangunan dermaga yang dibangun sejak 30 Maret 2017 ini menyedot dana investasi sekitar Rp 3 triliun. Konstruksi utama terdiri dari pelabuhan batubara dengan dua dermaga untuk dua tongkang berkapasitas 14.000 DWT, dan dermaga untuk dua tugboat 4.000 HP.

Sedangkan panjang jembatan trestle mencapai 1.413 meter dan jembatan costway 2.268 meter. Terdapat juga terminal kargo berkapasitas 1.000 DWT dan tanggul sepanjang 1.118 meter.

Iwan menerangkan, batubara dari kapal tongkang yang sandar ke dermaga ini akan diangkut pada conveyer yang bergerak menuju PLTU., Iwan mengklaim bahwa model conveyer PLTU Jawa 7 ini memiliki keunggulan dibandingkan conveyer pada umumnya,  karena menggunakan pipa tertutup. "Sehingga jadi lebih efisien karena tidak ada batubara yang terbuang, dan tentu lebih ramah lingkungan," jelasnya.

Iwan bilang, model conveyer tersebut selaras dengan teknologi yang digunakan oleh PLTU Jawa 7, yakni Ultra-Super Critical. "Ini menjadi teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto W.S mengungkapkan, pemakaian teknologi tersebut membuat biaya pembangkitan menjadi lebih hemat. Jika pada PLTU batubara biasa biayanya bisa mencapai US$ 5-US$ 6 cent per kWh, maka PLTU Jawa 7 hanya membutuhkan biaya sekitar US$ 4,2 cent per kWh.

Dengan efisiensi tersebut, Haryanto mengklaim PLN bisa menghemat hingga Rp 1 triliun per tahun. Apalagi, sambung Haryanto, PLTU Jawa 7 Unit 1 berkapasitas 1.000 MW dijadwalkan akan beroperasi komersial pada Oktober tahun ini, atau lebih cepat dari target dalam kontrak yang dijadwalkan beroperasi pada April 2020.

Haryanto mengatakan, saat ini progres pengerjaan  PLTU Jawa 7 sudah memasuki tahap akhir dan akan segera melakukan rangkaian uji commisioning. "Sebulan ini tinggal pengujian dan finishing. Akan mengadakan tahap uji hingga Oktober bisa beroperasi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Haryanto bilang bahwa PLTU Jawa 7 ini membutuhkan batubara sebesar 7 juta ton per tahun. "Artinya setiap hari ada sekitar 20.000 ton batubara yang akan ditampung oleh dermaga ini," ungkap Haryanto.

Adapun, bahan baku yang akan digunakan adalah batubara kalori rendah dengan 4.200 kcal. Batubara tersebut, kata Haryanto, akan dipasok oleh anak usaha PLN, yakni PLN Batubara.

Seperti diketahui, PLTU Jawa 7 dibangun oleh PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (PT SGPJB), yang merupakan Joint Venture antara China Energy Company Limited dengan porsi kepemilikan 70%, dan PJB yang memiliki saham 30%.

Selain menjadi pemegang saham di SGPJB, PJBI juga menjadi pemegang 30% saham di joint venture pengelola Operation and Maintenance PLTU Jawa 7, yaitu PT Guohua Taidian Pembangkitan Jawa Bali (GHPJB) bersama Taishan Power Generation Company yang menjadi pemegang 70% saham. Nilai investasi dari PLTU berkapasitas total 2 x 1.000 MW ini mencapai US$ 1,88 miliar atau sekitar  Rp. 26,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×