Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan daging sapi di kuartal III tahun 2018 menurun 30% dibandingkan kuartal II. Adapun penurunan ini terlihat dari bulan Agustus 2018.
Direktur Utama PD Dharma Jaya Johan Romadhon menjelaskan, secara grafik 2018, pada bulan Juli penjualan daging 350 ton, di Agustus turun 220 ton, tapi di September mulai naik 280 ton.
Adapun menyebabkan penurunan ini adalah masyarakat yang lebih dominan mencairkan KJP dengan uang Rp 100.000.
“Kalau dibandingkan kuartal II, memang ada penurunan karena di bulan Agustus dan September itu pemegang KJP itu mulai diperbolehkan untuk mengambil uang tunai,” kata Johan saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (4/10).
Johan menyebutkan bahwa sebenarnya dengan mencairkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) justru lebih rugi karena nilai paket pangan adalah Rp 400.000 sedangkan yang didapat jauh daripada nilai paket pangan tersebut.
“Sebetulnya kalau mereka ambil tunai mereka dapat manfaatnya kan Rp 100.000. Sementara kalau mereka ambil paket pangan bersubsidi itu kan nilainya di atas Rp 400.000. Ternyata kalau ambil tunai ya rugi, tapi kalau untuk orang-orang yang lagi butuh duit ya enggak apa-apa,” ujarnya.
Johan menegaskan bahwa setiap bulannya PD Dharma Jaya, PD Pasar Jaya dan Food Station selalu melakukan rapat dan menentukan titik serahan penerima KJP.
Sejauh ini sudah ada 120 titik serahan yang menjadi target, semakin banyak titik serahan maka target 400.000 penjualan daging sapi akan semakin mudah tercapai sehingga terus dilakukan penambahan.
Lebih lanjut Johan menegaskan aka nada penambahan titik penyerahan di beberapa kawasan seperti rumah susun dan buruh di kawasan industri.
“Titik serahnya semuanya itu, sama kita berkoordinasi menentukan titik penyerahan. Biasanya minggu ke tiga atau ke empat diusulkan dan langsung disetujui dan dilaksanakan di bulan berikutnya. Jadi rata-rata tambahannya setiap bulan itu 5 – 10 titik lah,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News