Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), produsen komponen otomotif mengatakan bahwa pasar otomotif yang masih terus tumbuh baik untuk domestik maupun ekspor. Hal ini membuat Dharma Polimetal optimistis memproyeksikan pendapatan dan laba bersih naik hingga 25% pada 2023.
Irianto Santoso, President Director DRMA menuturkan, adanya insentif dari pemerintah untuk kendaraan listrik berbasis baterai juga menjadi katalis kinerja Dharma Polimetal.
"DRMA telah memproduksi suspension member untuk salah satu mobil Hyundai Creta dan Stargazer sejak tahun 2022 yang lalu, dan akan mulai memproduksi suspension member untuk merek lainnya yang memegang predikat pemimpin pasar di Indonesia pada akhir semester pertama tahun ini. Hal ini selaras dengan strategi Perseroan untuk memperbesar bisnis 4W ke depannya," ujar Irianto kepada Kontan, belum lama ini.
Ia melanjutkan, sebagai pendorong peningkatan kinerja, Dharma Polimetal juga telah menyiapkan fasilitas produksi yakni Electro Dipping Painting Line untuk memproduksi salah satu komponen pada battery pack untuk kendaraan EV.
Dengan adanya subsidi untuk kendaraan EV dari pemerintah, permintaan kendaraan EV diprediksi akan meningkat dan para produsen EV akan mencari komponen buatan dalam negeri untuk memenuhi TKDN yang telah ditetapkan pemerintah dan juga untuk menurunkan biaya dibanding harus impor.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Meraih Pendapatan Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal I-2023
Irianto menambahkan, DRMA juga berencana untuk meningkatkan produksi komponen otomotif lokal. Dalam upaya ini, DRMA melihat adanya peluang besar dalam meningkatkan permintaan kendaraan listrik yang telah didukung oleh subsidi dari pemerintah.
DRMA berharap dapat bekerja sama dengan para produsen kendaraan listrik dalam menyediakan komponen buatan dalam negeri yang berkualitas tinggi.
DRMA juga telah selesai mengakuisisi PT Trimitra Chitrahasta yang merupakan perusahaan pembuat komponen otomotif dengan customer terbesarnya adalah Yamaha. Oleh karena itu, dengan akuisisi ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif ke depannya.
"Perusahaan selalu mencari peluang untuk melakukan ekspansi, salah satunya melalui akuisisi, akan tetapi sebelum ada finalisasi, Perusahaan tidak dapat memberikan keterangan lebih detail," jelasnya.
Irianto menyatakan bahwa kinerja DRMA pada kuartal pertama tahun ini menunjukkan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu.
"Pertumbuhan DRMA didukung oleh beberapa faktor, yaitu ekspansi portofolio produk Dharma Polimetal seperti suspension member untuk salah satu merek mobil di Indonesia," sambung Irianto.
Selain itu, terdapat peningkatan pangsa pasar untuk produk-produk yang telah dihasilkan. Juga termasuk akuisisi PT Trimitra Chitrahasta, yang ke depannya diyakini akan memberikan dampak positif ke Perseroan.
Sebagai informasi, pada kuartal I-2023, DRMA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,4 triliun, meningkat 57,4% dibandingkan dengan penjualan pada periode sebelumnya di kuartal I-2022 yaitu sebesar Rp 915,8 miliar.
Pertumbuhan penjualan DRMA didukung oleh peningkatan yang signifikan dalam penjualan komponen otomotif 4W serta peningkatan pangsa pasar, sehingga menghasilkan laba kotor sebesar Rp 258 miliar, naik double digit sebesar 85,3% YoY pada kuartal I-2023.
Selain itu, Dharma Polimetal berhasil mengelola biaya operasionalnya dengan efisien di tengah meningkatnya permintaan untuk produk-produknya, sehingga menghasilkan kenaikan yang signifikan pada laba bersih yang diatribusikan kepada Poli sebesar Rp 216,1 miliar, naik sebesar 86,5% YoY pada periode Januari-Maret 2023.
"Sebagai satu-satunya produsen lokal dengan one-stop-shop yang komprehensif untuk mendukung komponen kendaraan listrik, Dharma Group dapat memenuhi permintaan pasar yang berkembang pesat ketika industri beralih ke transportasi yang berkelanjutan," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News