kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dharma Polimetal (DRMA) Yakin Bisnis Komponen Otomotif Tahun Ini Cerah


Selasa, 06 Februari 2024 / 06:38 WIB
Dharma Polimetal (DRMA) Yakin Bisnis Komponen Otomotif Tahun Ini Cerah
ILUSTRASI. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) siap merebut pasar komponen kendaraan listrik


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) meyakini bisnis komponen otomotif pada tahun ini cerah meskipun penjualan roda empat sempat menurun pada 2023.

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mengatakan, ppermintaan komponen sepanjang tahun 2023 cenderung masih stabil dan tahun ini diharapkan akan lebih cerah.

"Pasar Indonesia memang cukup fluktuatif di mana penjualan domestik untuk pasar roda empat sedikit menurun. Tetapi pasar kita ditolong oleh penjualan ekspor," kata Irianto kepada KONTAN, Senin (5/1).

Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ekspor roda empat kendaraan Completely Built Up (CBU) sebesar 505.134 di 2023. Angka tersebut meningkat 6,7% dari ekspor tahun sebelumnya.

"Jadi secara keseluruhan market ekspor kita masih kuat. Sedangkan pasar kendaraan EV di Indonesia mulai meningkat," ujar Irianto.

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Optimistis Genjot Pasar Komponen Kendaraan Listrik

Pasar kendaraan EV meningkat yang tercermin pada penjualan wholesale BEV di Indonesia meningkat signifikan, naik 65.2%, dengan total 17,06 ribu unit per 2023.

Irianto menerangkan, kinerja penjualan komponen otomotif tentu berkorelasi dengan kinerja penjualan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan Gaikindo, penjualan kendaraan roda dua menunjukkan performa yang kuat secara tahunan meningkat 19,4%. Sedangkan penjualan roda empat secara wholesale turun 4% di tahun lalu.

"Meskipun banyak faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi industri di Indonesia, pasar otomotif kita masih menunjukkan prospek yang positif," tutur Irianto.

Menurut dia, Indonesia masih memiliki kepadatan mobil per 1000 penduduk yang lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.

Selain itu, pemerintah juga sedang aktif menginvestasikan dalam bidang infrastruktur, terutama di jalan tol di Sumatra, Jawa, Papua, dan Kalimantan, yang diharapkan akan mendorong pembelian mobil. Apalagi, kendaraan listrik semakin populer, dengan banyak brand-brand asing yang mulai masuk ke Indonesia, ke depannya berpotensi menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.

Ke depannya, kata Irianto, dengan adanya kebijakan TDKN dari pemerintah, serta adanya insentif-insentif yang ditawarkan oleh Pemerintah kepada investor luar, akan menyebabkan semakin banyaknya merek-merek otomotif yang melakukan lokalisasi di Indonesia.

 

Sementara itu, melihat kondisi makro ekonomi domestik dan global yang masih volatile, DRMA optimistis menetapkan target pertumbuhan pendapatan organik mencapai 10%. Untuk mencapai target tersebut, DRMA akan fokus pada pertumbuhan organik seperti penambahan customer baru, penambahan pangsa pasar, serta pengadaan lokalisasi untuk komponen-komponen otomotif.

DRMA menyiapkan alokasi belanja modal (di luar rencana anorganik) yang diperkirakan akan digunakan untuk menyiapkan model-model baru, membangun pabrik, menambah mesin, dan aspek lainnya. Estimasi capex 2024 sekitar setengah dari total belanja modal tahun ini, yaitu sekitar Rp 300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×