Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) menuturkan bahwa resesi Amerika Serikat (AS) belum berdampak terhadap kinerja ekspor DSFI ke pasar AS. Namun demikian, perseroan tetap memantau perkembangan kondisi pasar AS, terutama untuk semester kedua nanti.
"Perusahaan terus memantau perkembangan kondisi pasar AS, terutama untuk semester kedua tahun ini sebagai prinsip kehati-hatian sehingga perusahaan dapat mengantisipasi dampak resesi apabila ada ke depannya," ungkap Presiden Direktur DSFI Ewijaya, Rabu (22/6) lalu.
Dia mengemukakan, pada tahun 2021, kontribusi ekspor ke pasar AS memang menjadi penopang pendapatan DSFI. Dengan rincian, kontribusi pasar AS di kisaran 65%-75% dari keseluruhan pendapatan, pasar Eropa 10%-11%, pasar Australia 9%, domestik 4%, dan lain-lain 1%.
Untuk mengantisipasi dampak dari resesi AS ke kinerja DSFI, manajemen pun menjalankan sejumlah strategi. Antara lain, memaksimalkan laju bisnis dengan memperluas jaringan penjualan, menambah pelanggan baru, serta menerapkan pendekatan marketing yang agresif dengan mengikuti pameran di luar negeri.
Baca Juga: Wintermar Offshore Marine (WINS) Tambah 6 Armada Kapal Sejak Akhir Tahun 2021
"Lalu, DSFI tetap berupaya untuk memacu penjualan ekspor ke negara tujuan lainnya selain AS dan juga pasar domestik, dengan cara mengembangkan produk-produk yang diminati pasar," sambung Ewijaya.
Meski ada ancaman resesi AS, Ewijaya mengungkap bahwa kinerja DSFI hingga saat ini masih sesuai dengan ekspektasi perusahaan. Di mana, per kuartal I-2022, DSFI tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 162,89 miliar selama kuartal pertama 2022.
Angka ini tumbuh 20,87% year on year (yoy), dibandingkan pendapatan pada kuartal pertama 2021 yang sebesar Rp 134,76 miliar.
DSFI masih mampu meraup pertumbuhan dari sisi bottom line selama kuartal pertama tahun ini. Perusahaan terpantau membukukan laba neto periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,04 miliar, naik dari sebelumnya Rp 4,14 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News