Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) terus mengawal penyelesaian proyek pabrik Bio-Compressed Natural Gas (Bio-CNG) berkapasitas 280 m3 per jam dengan output listrik sebesar 1,2 Megawatt.
Proyek yang memiliki nilai investasi sebesar US$ 6 juta - US$ 6,5 juta tersebut diharapkan bisa segera commissioning pada semester kedua tahun ini.
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, keberadaan pabrik Bio-CNG bisa membantu DSNG untuk mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap bahan bakar solar, sebab pabrik tersebut dapat mengonversi limbah cair palm oil mill effluent (POME) yang mengandung gas metana (CH4) menjadi energi listrik.
Baca Juga: Dharma Satya (DSNG) tunggu volume produksi 900.000 ton untuk masuk bisnis hilir
Hitungan Andrianto, potensi penghematan penggunaan bahan bakar solar yang bisa didapat bisa mencapai sekitar 2 juta liter per tahun dari 1 pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 60 ton tandan buah segar (TBS).
“Pendekatannya bukan sebagai tambahan revenue, tapi pendapatannya adalah untuk mengurangi cost,” kata Andrianto dalam acara paparan publik yang di helat secara virtual pada Senin (24/8).
Diakui Andrianto, pengerjaan pabrik Bio-CNG memang sempat tersendat di kuartal pertama tahun ini. Maklum saja, aktivitas keluar masuk wilayah kebun yang terganggu membuat penyelesaian pabrik Bio-CNG menjadi terhambat.
Meski begitu, DSNG telah merampungkan pembangunan pabrik Bio-CNG. Saat ini, perusahaan tengah mengawal tahap finalisasi instalasi pabrik yang berlokasi di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur tersebut.
Selain bertujuan mengurangi biaya pengeluaran, pembangunan pabrik Bio-CNG juga dimaksudkan sebagai wujud nyata kebijakan keberlanjutan perusahaan. Pasalnya, dengan memberdayakan limbah cair POME yang mengandung gas metana (CH4), DSNG dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan.
Ke depannya, DSNG berencana membangun pabrik Bio-CNG berikutnya dengan kapasitas yang jauh lebih besar karena memanfaatkan POME dari 2 PKS dengan kapasitas 2x60 ton TBS per jam. Dengan cara ini, penghematan biaya energi yang didapat diharapkan bisa semakin signifikan.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) diperkirakan hanya serap sekitar 70% capex tahun ini
Sebagai informasi, DSNG mencatatkan total penjualan sebesar Rp 3,15 triliun pada sepanjang Januari - Juni 2020 lalu. Realisasi tersebut tumbuh 21,96% bila dibandingkan realisasi total penjualan DSNG periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 2,58 triliun.
Sebagian besar penjualan neto DSNG di enam bulan pertama didominasi oleh penjualan segmen operasi industri minyak sawit mentah yang tercatat sebesar Rp 2,65 triliun atau setara dengan 84,33% total penjualan perusahaan di semester pertama tahun ini, sementara sisanya berasal dari penjualan segmen industri produk perkayuan sebesar Rp 493,36 miliar.
Seiring kenaikan penjualan, laba/jumlah penghasilan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meroket 165,16% yoy dari semula Rp 68,53 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 181,73 miliar pada semester I 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News