Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk kian ekspansif di bisnis kelapa sawit. Demi menggenjot produksinya, perusahaan membangun satu pabrik kelapa sawit (PKS) baru.
Saat ini Dharma Satya sudah mengoperasikan enam PKS di Pulau Kalimantan dengan kapasitas produksi total 2,3 juta ton crude palm oil (CPO) per tahun. Adapun PKS yang sedang dalam proses pembangunan berada dekat perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dengan kapasitas produksi 60 ton CPO per jam.
Bukan hanya itu, Dharma Satya pun tidak berhenti melakukan perluasan kebun meski ada moratorium. "Kami tetap bisa melakukan ekspansi dengan cara meningkatkan produktivitas atau mengakuisisi perkebunan yang sudah jadi," terang Direktur Utama Dharma Satya Andrianto Oetomo dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (2/6).
Sayang, dia masih merahasiakan lokasi serta luas kebun yang menjadi incaran.
Dharma Satya memang cukup agresif melakukan akuisisi kebun. Perusahaan telah menuntaskan akuisisi PT Agro Andalan yang memiliki Hak Guna Usaha (HGU) seluas 6.999 hektare (ha) di Kalimantan Barat. Lantas, perusahaan sedang memproses akuisisi PT REA Kaltim yang memiliki HGU seluas 70.584 ha di Kalimantan Timur.
Saat ini, perkebunan Dharma Satya tersebar di 13 lokasi di Pulau Kalimantan dengan luas tertanam total 90.084 ha, 30% di antaranya merupakan kebun plasma.
Untuk memuluskan rencana ekspansinya tahun ini, Dharma Satya menyiapkan belanja modal senilai US$ 55 juta-US$ 60 juta. Alokasi belanja modal paling besar adalah untuk pembangunan PKS.
Namun, Dharma Satya enggan memberi tahu target produksi setelah ada perluasan kebun dan pabrik baru. "Meski lahan tanaman menghasilkan bertambah, namun efek El Nino masih terasa awal tahun ini," ujar Andrianto.
Produksi Dharma Satya Sampai dengan kuartal I-2016 memang tidak setinggi periode yang sama tahun lalu. Perusahaan mengalami penurunan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 15,2% menjadi 254.000 ton. Akibatnya, produksi CPO menyusut 7,6% menjadi 72.000 ton. Di sisi lain, harga CPO pun melemah.
Penurunan produksi serta harga CPO tersebut berimbas pada penjualan Dharma Satya yang merosot 23% menjadi Rp 780 miliar pada kuartal I-2016. Laba bersih pun anjlok 65% menjadi Rp 20 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News