kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 investor Jepang masuk pasar properti RI di 2015


Rabu, 08 Oktober 2014 / 23:49 WIB
5 investor Jepang masuk pasar properti RI di 2015


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Lima investor Jepang bersiap masuk pasar properti Indonesia tahun 2015 mendatang dengan total nilai investasi sebesar US$250 juta. Kelima investor tersebut merupakan perusahaan properti terbuka yang termasuk dalam daftar sepuluh besar di negaranya.

Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip, mengungkapkan kepastian investasi dari Jepang. "Total nilai investasi sekitar 250 juta dollar. Mereka akan memulai realisasi investasi pada tahun depan. Saat ini negosiasi sudah memasuki tahap final," ujar Willson kepada Kompas.com, Rabu (8/10)

Willson menambahkan, tiga dari lima pengembang tersebut baru pertama kali masuk pasar properti Indonesia. Sementara dua lainnya sudah pernah berinvestasi di sektor properti komersial dan residensial.

"Kelimanya akan menggarap properti residensial (hunian vertikal), perkantoran, dan juga hotel. Mereka menggandeng pengembang lokal dengan skema kerjasama permodalan (joint  venture)," tandas Willson.

Lebih lanjut Willson menuturkan, ketertarikan investor Jepang memperluas bisnis karena alasan diversifikasi produk. "Sama halnya dengan pengembang kita yang melakukan ekspansi ke mancanegara seperti Lippo Group, dan Sinar Mas Land Group," kata Willson.

Selain itu, menurut Associate Director for Consultancy and Research Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji, Indonesia dilirik asing karena merupakan pasar yang sangat menggiurkan. Secara geografis strategis, dan secara demografis sangat menjanjikan karena tumbuhnya kelas menengah.

"Sekitar 55 persen penduduk Indonesia berusia produktif. Situasi politik dan keamanan relatif stabil, dan terutama pertumbuhan ekonomi yang masih positif, kendati tahun depan diperkirakan melambat 5,1-5,5 persen," imbuh Hasan. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×