kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di Tengah Lonjakan Harga Komoditas, Industri Kemasan Diyakini Terus Bertumbuh


Minggu, 27 Februari 2022 / 22:20 WIB
Di Tengah Lonjakan Harga Komoditas, Industri Kemasan Diyakini Terus Bertumbuh


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kemasan (packaging) diyakini akan tumbuh lebih baik sepanjang tahun 2022, meski terdapat tantangan berupa lonjakan harga komoditas energi akibat konflik Rusia-Ukraina baru-baru ini.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono menyampaikan, bisnis kemasan memiliki prospek yang positif pada tahun ini.

Permintaan terhadap produk kemasan tak hanya datang dari sektor medis atau farmasi seperti saat awal masa pandemi Covid-19, melainkan juga dari sektor lainnya seperti makanan-minuman hingga kemasan untuk paket belanja online.  “Tren online delivery sedang meningkat, sehingga kebutuhan kemasannya juga tinggi,” imbuh dia, Jumat (25/2). 

Pasokan produk kemasan pun mayoritas berasal dari pasar domestik. Adapun produk kemasan impor relatif stagnan lantaran adanya gangguan logistik akibat kelangkaan kontainer secara global. Dengan begitu, sekitar 90% permintaan kemasan di Indonesia, mampu dipenuhi oleh produk buatan dalam negeri.

Baca Juga: Mendag Sebut Stok Minyak Goreng di Sumbar Aman

Alhasil, utilitas pabrik-pabrik kemasan di sektor hilir pun sudah mulai pulih atau rata-rata berada di level 85% untuk saat ini. Adapun utilitas rata-rata pabrik kemasan di sektor hulu sudah berada di kisaran 95% pada saat ini. Utilitas pabrik kemasan dipercaya tetap berada di level yang tinggi mengingat permintaan kemasan bakal meningkat saat memasuki momen Ramadan dan Lebaran.

Di sisi lain, pasar kemasan mulai mewanti-wanti efek kenaikan harga komoditas energi, mulai dari minyak mentah, batubara, hingga gas alam sebagai efek meletusnya perang Rusia-Ukraina sejak kemarin (24/2).

Fajar mengaku, Inaplas dan para pelaku industri terkait kemasan masih memonitor dampak kenaikan harga komoditas terhadap kelangsungan bisnis kemasan, terutama dalam hal pemenuhan bahan baku kemasan. Ia pun berharap perang Rusia-Ukraina tidak berlangsung berlarut-larut.

“Kalau harga komoditas terus-terusan naik, ini berpengaruh pada kenaikan harga bahan baku pembuatan plastik, yang berujung juga hingga harga jual di sektor hilirnya,” ungkap dia. 

Baca Juga: Kemenperin: Wirausaha Mamin Tumbuh, Industri Kemasan Kian Prospektif

Dihubungi terpisah, Direktur PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) Lukman Hakim menyebut, pihaknya belum mengetahui secara pasti efek kenaikan harga komoditas energi terhadap kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.




TERBARU

[X]
×