Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Rachmat menyebut, PGN melakukan koordinasi dengan BNPB, Ditjen Migas dan Pertamina Group untuk mendapatkan rekomendasi dan dukungan operasional selama masa tanggap darurat Covid-19 dalam distribusi material proyek. Termasuk juga koordinasi dengan internal PGN maupun Pertamina Group terkait dengan penggunaan material stock pada proyek APBN.
“Program Jargas pemerintah menjadi concern PGN, karena penugasan pemerintah sebagai salah satu proyek strategis nasional dalam rangka bauran energi. Melalui Jargas, masyarakat dapat menikmati manfaat gas bumi secara langsung. Kami tetap mengupayakan proyek strategis tetap mencapai target pada akhir 2020,” ungkap Rachmat.
Sementara itu, untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19, PGN mengeluarkan kebijakan pencatatan pemakaian gas selama status darurat pandemi untuk Pelanggan Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Juga pembayaran tagihan gas melalui berbagai channel pembayaran online seperti Gopay, Tokopedia, LinkAja, dan Klik Indomaret sehingga pelanggan tidak perlu keluar rumah.
Baca Juga: Hadapi pandemi corona, PGN lakukan penyesuaian layanan
Sebagai informasi, PGN saat ini telah mengelola lebih dari 390.000 sambungan rumah tangga Jargas yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dengan panjang pipa lebih dari 3.800 KM. Dalam mencapai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yaitu sebesar 4,7 juta SR sampai dengan tahun 2025.
PGN dan Kementerian ESDM telah menyusun beberapa program Jargas, tidak hanya didanai melalui APBN, namun juga dana internal PGN dan KPBU. Adapun, di tahun 2020 akan dilakukan pengembangan jaringan dengan APBN sebanyak sekitar 266.000 Sambungan di 49 kabupaten/ kota dan jargas mandiri dana PGN sebanyak 500.000 Sambungan pada tahun 2020-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News