kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Dirut Bulog Buwas keputusan soal beras turun mutu ditetapkan lewat rakortas


Senin, 29 Maret 2021 / 23:48 WIB
Dirut Bulog Buwas keputusan soal beras turun mutu ditetapkan lewat rakortas
ILUSTRASI. Direktur Utama Bulog Budi Waseso


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan ada 106.000 ton beras eks-impor tahun 2018 yang turun mutu. Nantinya, nasib beras turun mutu tersebut akan diputuskan melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) mengingat statusnya yang merupakan cadangan beras pemerintah (CBP).

"Yang 106.000 ton ini akan kita angkat dalam rakortas nanti, jadi nanti keputusannya harus dari pemerintah untuk diapakan, apakah mau dibuat tepung terigu, atau akan dibuat apa, itu keputusannya dari pemerintah," ujar Budi dalam konferensi pers, Senin (29/3).

Budi mengatakan, beras yang turun mutu tidak harus selalu dimusnahkan. Dia mengatakan harus ada persetujuan dari pemerintah sebagai tindak lanjut dari beras turun mutu tersebut.

Dia juga menyebut bahwa beras yang turun mutu tersebut masih hal yang wajar, mengingat beras tersebut disimpan dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Bulog proyeksi serapan beras hingga Mei hanya 600.000 ton, ini kata pengamat

"Ada 106.000 ton yang sudah mulai turun mutu, itu wajar. Karena namanya juga beras, 3 bulan sampai 4 bulan saja sudah turun mutu, apalagi kalau sudah lebih dari itu," ujar Budi.

Namun, dia mengatakan beras tersebut masih bisa bertahan karena Bulog merawat beras yang ada dengan baik. Dia menyebut perawatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan, namun kondisinya sudah tak seperti awal ketika didatangkan ke Indonesia.

Tak hanya beras eks-impor, Budi juga mengatakan ada juga 21.000 ton beras pengadaan dalam negeri yang mengalami turun mutu.

Namun, dia mengatakan pengolahan beras turun mutu ini lebih mudah dibandingkan beras eks-impor. Dia mengatakan beras turun mutu dari dalam negeri ini terus diolah dengan mesin rice ti rice.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×