Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Irfan menyebut, perseroan masih membutuhkan proses penyesuaian sebelum holding terlaksana. Karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Menurutnya dengan adanya holding ini membuka peluang untuk perluasan jangkauan penerbangan domestik. Garuda Indonesia akan membicarakan rencana penerbangan di masa depan serta kolaborasi dengan destinasi tujuan wisata lebih lanjut ketika holding terbentuk.
Baca Juga: Catat 20 juta jam kerja tanpa kecelakaan, PT PAL raih penghargaan
"Selain itu, kita akan bicara mengenai rute-rute baru. Bagaimana arrangement penerbangan seperti apa, bagaimana interaksi dengan destinasi-destinasi wisata yang ada," katanya.
Sebagai informasi, BUMN dari sektor pariwisata dan aviasi rencananya akan digabungkan dalam satu holding. Holding pariwisata dan penerbangan akan melibatkan enam perusahaan pelat merah dan anak-anak usahanya.
Keenam perusahaan itu adalah, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Inna Hotels & Resorts, PT Sarinah (Persero), Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), serta Taman Wisata Candi (TWC). Adapun PT Survai Udara Penas ditunjuk sebagai induk holding.
Selanjutnya: Ada potensi logam tanah jarang, Timah (TINS) bangun pilot plat pengolahan monasit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News