kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dirut Telkom: Konsolidasi baik untuk industri


Kamis, 12 Desember 2013 / 20:52 WIB
Dirut Telkom: Konsolidasi baik untuk industri
ILUSTRASI. Kontainer disusun menunggu untuk dikirim oleh kapal kargo di sebuah pelabuhan di kota Wuhan, ibukota provinsi Hubei, China, Kamis (30/4/2020). China Images via Reuters


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Direktur Utama PT Telkom Indonesia Arief Yahya menyambut baik proses merger PT XL Axiata Tbk (XL) dan PT AXIS Telekom Indonesia (AXIS). Menurut Arief, proses merger antara operator di dalam negeri memang sebuah keniscayaan.

“Merger itu adalah suatu keniscayaan, pasti dilakukan. Di seluruh dunia, operator keempat itu tidak ada yang pernah besar. Jadi nature operator itu hanya ada tiga,” kata Arief, usai meraih penghargaan Marketeer of the Year 2013 dari Markplus Inc, di Jakarta, Kamis (12/12).

Dibandingkan sejumlah negara lain, jumlah operator di Indonesia jauh lebih banyak. Saat ini, jumlah operator di Indonesia ada lebih dari 10 operator. China dengan penduduk lebih dari 1 miliar dan India dengan penduduk sekitar 700 juta orang, hanya memiliki tidak lebih dari 4 operator. Amerika Serikat juga ada tiga operator, pun demikian dengan Australia juga tiga perusahaan.

Dengan jumlah operator telekomunikasi seluler lebih dari 10 perusahaan, berpengaruh pada kualitas layanan yang makin menurun.

Menurut Arief, pelajaran dari proses merger XL dan AXIS ini akan terjadi di Indonesia cepat atau lambat. “Konsolidasi baik untuk industri. Selanjutnya bisa kami tebak, hal ini akan sama dilakukan oleh operator lain,” tandas Arief.

Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alex J. Sinaga mengatakan, hal yang dilakukan XL mengakuisisi Axis sesuatu yang alami.

"Itu hal yang biasa, karena dari pemerintah kan tidak ada trigger ke sana (konsolidasi). Padahal kalau kita mau 12 operator menuju jumlah ideal itu, semua harus men-trigger," kata Alex usai menjadi pembicara di acara MarkPlus Conference, Kamis (12/12).

Menurutnya, jika melihat kondisi demografi, geografi, dan layanan baru yang tersedia, ruang untuk bertumbuh di industri seluler nasional masih besar.

"Idealnya operator di Indonesia itu jumlahnya lima. Kalau masalah untuk bersaing, ruangnya masih besar. Tahun depan kita optimistis industri seluler nasional tumbuh 7-8%. Tahun ini tumbuhnya 8%," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×