kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.746   36,00   0,22%
  • IDX 8.404   37,19   0,44%
  • KOMPAS100 1.166   6,70   0,58%
  • LQ45 849   5,90   0,70%
  • ISSI 292   1,32   0,45%
  • IDX30 446   3,99   0,90%
  • IDXHIDIV20 512   2,41   0,47%
  • IDX80 131   0,73   0,56%
  • IDXV30 138   0,21   0,15%
  • IDXQ30 141   0,89   0,63%

Diskon impor minyak dari Angola tak pernah ada


Sabtu, 06 Desember 2014 / 17:30 WIB
Diskon impor minyak dari Angola tak pernah ada
Bhima Yudhistira, Ekonom dan Direktur Eksekutif Celios


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengamat Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy menilai ketentuan diskon yang digembar-gemborkan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM, Sudirman Said tidak pernah ada.

"Angola akan keberatan dengan posisi diskon US$15 bbl. Pasalnya, biaya pokok produksi minyak sendiri di atas US$ 90-an. Angola pasti tidak memberikan diskon US$15 bbl karena US$15 bbl itu besar sekali," ujar Noorsy kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (6/12).

Menurutnya, transparansi dalam proses kerjasama sedang dilakukan antara pemerintah dengan Sonangol perlu dilakukan.

"Permasalahan terbesar pemerintah adalah untuk terbuka (terkait kerjasama itu). Bagaimana sesungguhnya perjanjian pokok antara RI dengan Angola," ujarnya.

Pemerintah memang harus membuka MoU antara pemerintah RI dengan Angola. Apakah memang dalam perjanjian itu, apakah Head of Agreement atau Measure Agreement-nya memang ada pernyataan tentang diskon US$ 15 dari harga pasar.

"Sepanjang itu tidak diperjanjikan, maka status diskon itu memang akhirnya harus dinegosiasikan ulang atau dibicarakan ulang antara Sonangol dengan Pertamina," katanya.

Perlu diketahui, pernyataan pemerintah jika kerjasama dengan Sonangol akan memberikan keuntungan berupa diskon sebesar US$15 bbl dibantah oleh Sonangol. Melalui surat resmi, Sonangol mengatakan tidak ada pemberian diskon tersebut, artinya masih mengikuti harga pasar. (Wahyu Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×