Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa pemerintah kembali memberikan insentif bagi pembelian motor listrik, namun dengan skema yang berbeda dibandingkan sebelumnya.
Asal tahu saja, Insentif kali ini berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP), bukan lagi subsidi langsung sebesar Rp 7 juta seperti tahun-tahun sebelumnya. Skema ini mengikuti kebijakan serupa yang sudah diterapkan pada mobil listrik.
Menanggapi kebijakan insentif motor listrik ini, Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo menyatakan kebijakan baru ini masih memiliki beberapa tantangan, terutama dalam hal mendorong pertumbuhan penjualan motor listrik.
Baca Juga: Insentif Motor Listrik Diubah! Mampukah Kebijakan Baru Ini Dongkrak Penjualan?
"Sebagai produsen, bagi kami yang penting adalah kepastian adanya subsidi atau insentif, agar kami bisa merencanakan penjualan dengan lebih baik. Kalau insentif ini masih sebatas wacana atau hanya diberitakan, itu justru merugikan kami karena konsumen akan cenderung menunda pembelian," jelas Tekno kepada KONTAN, Rabu (19/2).
Tekno juga menyatakan bahwa meskipun insentif pajak ini dapat menurunkan harga motor listrik, hal tersebut belum cukup untuk membuat harga motor listrik bersaing dengan motor konvensional.
"Tentu, subsidi akan membuat harga motor listrik lebih terjangkau, tetapi dengan hanya PPN DTP, daya saing harga dengan motor konvensional yang lebih terjangkau dan irit bensin akan tetap menjadi tantangan," tambahnya.
Jika melihat skenario lebih jauh, Tekno menilai bahwa harga motor listrik setelah insentif ini akan bervariasi tergantung pada model dan pabrikan. "Jumlah subsidi yang diberikan, jika kita asumsikan antara Rp 10 juta hingga Rp 30 juta, akan menurunkan harga motor listrik sekitar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta," ungkapnya.
Dengan demikian, meskipun ada pengurangan harga, motor listrik masih perlu menghadapi tantangan dalam bersaing dengan motor konvensional yang lebih murah dan ramah anggaran.
Selain itu, Tekno juga menyampaikan kekhawatirannya terkait kesiapan industri otomotif dalam memenuhi potensi lonjakan permintaan motor listrik yang mungkin terjadi, mengingat ketidakpastian terkait insentif dan subsidi yang akan diterima konsumen.
"Kapasitas produksi kami tidak ada masalah, namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana kami bisa memenuhi permintaan jika insentif dan subsidi tidak jelas," pungkasnya.
Baca Juga: Penjualan Motor Listrik Januari 2025 Anjlok 70% YoY, Ini Penyebabnya
Selanjutnya: Cheat GTA Liberty City PS2 Bahasa Indonesia Lengkap dengan Cara Mengaktifkan
Menarik Dibaca: Promo Hokben Hoka Delight, Tersedia 4 Pilihan Menu Hanya Rp 15.000 Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News