Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana masuknya Gojek ke Malaysia secara terang-terangan ditolak oleh seorang politisi Malaysia, Khairuddin Aman Razali. Diberitakan harian Malay Mail, Jumat (23/8), politisi yang berasal dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu menyebut masuknya startup asal Indonesia itu berpotensi meningkatkan angka pelecehan seksual.
Bahkan, seorang pendiri dan pemilik layanan taksi Big Blue Shamsubahrin Ismail mengeluarkan pernyataan yang memancing reaksi di dunia maya terkait kehadiran Gojek di negaranya. Ia mengatakan, Gojek cocok di negara-negara miskin, salah satunya seperti Indonesia.
Baca Juga: Menkominfo kritik pengusaha Malaysia yang sebut Indonesia miskin
Shamsubahrin kemudian menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya itu.
Lain di Malaysia, lain lagi di Vietnam, Thailand, dan Singapura. Kehadiran Gojek di ketiga negara di Asia Tenggara termasuk lancar, tanpa penolakan. Seperti apa cerita gojek di tiga negara itu?
Go-Viet (Vietnam)
Pada 12 Agustus 2018, Gojek mulai mengepakkan sayapnya ke Vietnam dengan mengusung Go-Viet. Debutnya dilakukan di kota Ho Chi Minh, seperti diberitakan Kompas.com pada 12 September 2018. Enam minggu kemudian, Go-Viet mulai meluas hingga ke Hanoi yang merupakan ibu kota negara Vietnam.
Acara Grand Launching Go-Viet yang diselenggarakan di Hanoi pada 12 September 2018 dihadiri oleh CEO Gojek, Nadiem Makarim dan CEO Go-Viet, Nguyen Vu Duc.
"Go-Viet dikembangkan khusus untuk Vietnam. Go-Viet bertujuan bukan saja untuk memudahkan pengguna di Vietnam, tapi juga meningkatkan kesejahteraan para mitra," ujar Nadiem kala itu.
Baca Juga: Viral di media sosial, bos taksi Malaysia hina Indonesia miskin gara-gara Go-Jek
Nadiem juga mengatakan, Gojek memberikan dukungan teknologi, pengetahuan operasional, dan inovasi untuk Go-Viet yang merupakan perusahaan lokal mitranya di Vietnam. Sementara itu, tim lokal Go-Viet membawa pengetahuan mendalam atas konsumen Vietnam.
Dengan kolaborasi ini, dipercaya dapat membuahkan sukses sekaligus melancarkan upaya ekspansi Gojek lewat Go-Viet.
Presiden Joko Widodo dan Menkominfo Rudiantara (berjas dan dasi merah) bersama CEO Go-Jek Indonesia, Nadiem makarim (paling kanan), beserta perwakilan Pemerintah Vietnam dalam acara Grand Launching Go-Viet di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9).
Acara peresmian Go-Viet tersebut juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo yang baru saja menyelesaikan kunjungan ke Korea Selatan. Jokowi sempat naik panggung untuk berfoto bersama tim Gojek dan Go-Viet, namun segera bergegas meninggalkan lokasi tanpa berkomentar.
Gojek Singapore (Singapura)
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 29 November 2018, Gojek akhirnya memulai ekspansi ke Singapura dan aplikasi Gojek sudah bisa diunduh mulai saat itu. Saat itu, Gojek untuk negara Singapura masih berupa versi beta dan layanannya masih terbatas hanya di bagian timur negara itu saja. Cakupannya saat itu hanya di Central Business District, Jurong East, Changi, Phungol, Ang Mo Kio, dan Sentosa.
Selagi masih dalam keadaan beta, pengguna aplikasi Gojek hanya dapat memesan layanan dan bepergian ke wilayah-wilayah itu saja.
Selain itu, akses pengguna aplikasi Gojek akan diberikan secara bertahap dengan tujuan untuk mengimbangi ketersediaan driver dan jumlah permintaan pengguna. Dalam sebuah pernyataan yang dimuat Straits Times, Presiden Gojek, Andre Sulistyo menyatakan, pihaknya memang telah memulai menggulirkan aplikasi Go-jek dalam masa uji coba.
Baca Juga: Hina Indonesia miskin, bos Big Blue Taxi di Malaysia akhirnya minta maaf
Pada prediksi awal, sebanyak 20 ribu driver di Singapura telah menyatakan tertarik untuk bergabung dengan Gojek.
Get (Thailand)
Gojek resmi meluncurkan layanannya ke Thailand dengan brand baru bernama "Get" pada 27 Februari 2019. "Dalam dua bulan sejak peluncuran beta yang terbatas di beberapa kota, kami telah menyelesaikan 2 juta perjalanan," ujar CEO Get, Pinya Nittayakasetwat, di acara peluncuran Get di Thailand, seperti diberitakan Kompas.com, Februari 2019.
Di bawah payung Get, untuk sementara waktu Gojek hanya akan mencakup tiga layanan yakni Get Food, Get Delivery, dan Get Win.
Untuk diketahui, Get Food adalah layanan antar makanan serupa Go-Food yang ada di Indonesia. Get Delivery adalah layanan antar barang mirip Go-Send. Lalu, Get Win adalah layanan ride-hailing serupa dengan Go-Ride.
Pengemudi ojek yang ada di Thailand dan telah memiliki SIM, bisa menjadi mitra Get Win. Sementara, Get Food, Gojek telah bekerja sama dengan 20.000 merchants di Thailand. Sementara itu, untuk pembayaran digital, Gojek menjanjikan akan mendatangkan GoPay versi lokal (Thailand) dalam waktu dekat. (Sumber: Kompas.com/Ericseen, Oik Yusuf, Bill Clinten)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ditolak di Malaysia, Bagaimana Cerita Gojek di Negara-negara Lainnya?"
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News