kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang Transformasi Bisnis dan Pasar Batubara, Kinerja Petrosea Terus Menanjak


Kamis, 21 April 2022 / 09:00 WIB
Ditopang Transformasi Bisnis dan Pasar Batubara, Kinerja Petrosea Terus Menanjak


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - PT Petrosea Tbk melewati tahun kedua pandemi Covid-19 dengan mulus. Per 31 Desember 2021, emiten berkode saham PTRO di Bursa Efek Indonesia ini membukukan pendapatan senilai US$ 415,74 juta. Pencapaian tersebut meningkat 22,03% dibandingkan pendapatan 2020 sebesar US$ 340,69 juta.

Dari sisi bottom line, Petrosea meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 33,71 juta, atau tumbuh 4,43% secara year-on-year (yoy).

Mengacu rasio profitabilitas, margin laba kotor PTRO tercatat 17,93% dan margin laba bersih sebesar 8,11% pada tahun 2021. Adapun rasio laba terhadap ekuitas sebesar 13,05% dan rasio laba terhadap aset di level 6,37%.

Petrosea juga mampu mengelola liabilitas dengan terukur. Presiden Direktur Petrosea, Hanifa Indradjaya menyebutkan, pada tahun 2021 Petrosea mencatatkan debt balance senilai US$ 135,82 juta atau turun 32,73%. PTRO juga mampu menurunkan beban bunga dan keuangan sebesar 42,65% menjadi US$ 5,58 juta hingga akhir Desember 2021. Pencapaian ini tak terlepas dari strategi management liability yang diimplementasikan manajemen PTRO.

Transformasi bisnis

Petrosea terus beradaptasi dengan perkembangan bisnis yang dinamis. Pada tahun 2018, Petrosea meluncurkan Project Minerva atau Mining Engineering and Construction Advanced Analytics. Ini adalah langkah PTRO dalam menjalani transformasi digital kegiatan operasional untuk mendorong kinerja keuangan, serta memposisikan Petrosea sebagai perusahaan yang tanggap dalam technology adoption.

Berkat inisiatif tersebut, pada tahun 2019 Petrosea dipilih oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam Global Lighthouse Network.

"Petrosea terpilih sebagai salah satu dari hanya 10 perusahaan di dunia yang sukses mengimplementasikan teknologi Industri 4.0 untuk memperkuat kinerja finansial dan operasionalnya," ungkap Hanifa.

Sebagai lighthouse company, Petrosea berperan sebagai acuan untuk membantu perusahaan lainnya melewati segala tantangan dalam mengaplikasikan teknologi Industri 4.0, seperti artificial intelligence dan big data analytics.

Melanjutkan Project Minerva, pada tahun 2019 Petrosea meluncurkan strategi 3D, yaitu Diversifikasi, Digitalisasi dan Dekarbonisasi sebagai enabler dan pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition, serta memastikan keberlanjutan usaha di masa mendatang.

Petrosea juga menjalani transformasi secara menyeluruh untuk membangun organisasi yang lebih lincah, serta mengembangkan business model terbarukan agar tetap menjaga resilience dalam merespons berbagai perubahan dan tantangan bisnis ke depan.

Hanifa menyebutkan, Petrosea akan terus memperkuat bisnis intinya dan bertransformasi secara penuh dengan mengadopsi teknologi terdepan dalam menyediakan jasa pertambangan dan EPC.

Di saat yang sama, PTRO berkomitmen penuh untuk memprioritaskan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG), termasuk penerapan prinsip GCG di seluruh elemen perusahaan. Selain itu, Petrosea fokus mengimplementasikan strategi keberlanjutan yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Prospek bisnis dan saham Petrosea

Sejumlah analis dan pelaku pasar melihat prospek bisnis dan fundamental Petrosea kian menarik. Mengacu kajian dan riset KB Valbury Sekuritas, analis Devi Harjoto dan Alfiansyah memperkirakan Petrosea akan melanjutkan pertumbuhan pendapatan pada tahun ini, yang ditopang posisi keuangan yang kuat dan outlook pasar batubara yang stabil.

Sementara analis Surya Fajar Sekuritas, Raphon Prima memperkirkan, inisiatif Petrosea memodernisasi operasional bisnis akan mampu mendongkrak rasio margin secara bertahap. Surya Fajar Sekuritas memperkirakan EBITDA Petrosea tumbuh 18% yoy menjadi US$ 128,8 juta di 2022 dari US$ 109,3 juta pada 2021F.

Terkait dengan prospek saham Petrosea, analis Binaartha Revita Dhiah Anggrainy merekomendasikan beli dengan meng-upgrade target harga menjadi Rp 3.460 dari target harga sebelumnya di Rp 3.090 per saham. Binaartha melihat strategi management liability dan biaya yang efektif telah mampu untuk menjaga net profit margin yang stabil.

Terkait prospek saham Petrosea, analis Binaartha Sekuritas Revita Dhiah Anggrainy merekomendasikan beli dengan mengerek target harga menjadi Rp 3.460 per saham dari target sebelumnya Rp 3.090 per saham. Binaartha melihat strategi management liability dan biaya yang efektif telah mampu menjaga stabilitas net profit margin.

Di bawah kepemimpinan Hanifa sejak tahun 2016, harga saham Petrosea telah menyentuh level Rp 3.000-an dibandingkan enam tahun lalu yang berada di level Rp 500 per saham seiring dengan jatuhnya harga batubara pada saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×