Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) terus memburu kontrak baru dalam bisnis jasa pertambangan di tahun ini. DOID sebelumnya telah mengantongi kontrak dari PT Sungai Danau Jaya (SDJ) dan PT Tadjahan Antang Mineral (TAM) sejak tahun lalu.
Eddy Porwanto Chief Financial Officer (CFO) DOID mengatakan, pihaknya sedang menjajaki dua perusahaan baru untuk mendapat kontrak. "Ada yang dari pelanggan eksisting, ada juga yang benar-benar baru," kata Eddy usai paparan publik, Rabu (15/06).
Sayang, Eddy belum bisa membeberkan identitas perusahaan dan nilai kontrak yang mereka incar. Namun yang pasti dengan dua kontrak baru ini, pelanggan DOID akan menjadi 9 perusahaan.
Jangka waktu kontrak yang sudah ada bermacam-macam. Namun yang akan selesai tahun ini seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC). Sementara rata-rata kontraknya habis di 2019 mendatang. Hanya kontrak dari PT Sungai Danau Jaya (SDJ) yang jangka waktunya seumur tambang. "Sisa nilai kontrak dari sembilan pelanggan tersebut sebesar US$ 1,6 miliar," jelas Eddy.
Eddy bilang, jika harga batubara stabil di angka US$ 60 per ton, DOID berani melakukan renegosiasi kontrak dengan pemilik tambang. Namun, sayangnya hingga Juni 2016, harga batubara hanya sebesar US$ 53 per ton.
Selain mencari kontrak baru, strategi lain adalah melakukan replacement maupun peremajaan alat tambang. Saat ini DOID memiliki 1.908 alat berat. Untuk strategi peremajaan ini, DOID menganggarkan belanja modal sekitar US$ 8 juta-US$12 juta.
Dari total dana yang disiapkan, mayoritas digunakan untuk alat berat. Selebihnya untuk infrastruktur dan mengembangkan teknologi. "Jika mendapat kontrak baru, kami lihat apa masih bisa menggunakan alat berat yang ada atau tidak. Kalau tidak, baru membeli alat yang baru," tuturnya.
Tahun ini, DOID menargetkan produksi minimal bisa sama dengan tahun lalu atau atau naik sedikit. Sebagai catatan realisasi produksi 2015 sebesar 33,2 juta ton dan pengelupasan tanah 272,5 metrik ton. Adapun target pendapatan DOID tahun ini sekitar US$ 500 juta. Sepanjang tahun lalu, DOID membukukan pendapatan US$ 565 juta atau turun 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya US$ 607 juta.
Pada kuartal I-2016, DOID mencatat penjualan US$ 126 juta, naik 3,2% ketimbang periode yang sama 2015 yang sebesar US$ 122 juta. Kontribusi terbesar dari Berau Coal yakni sekitar 51%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News