Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yelooo Integra Datanet Tbk optimistis tahun ini menjadi momentum perbaikan bisnis. Perusahaan dengan kode emiten YELO ini, telah menerapkan strategi penjualan yang fokus untuk pasar domestik.
Pada tahun lalu, bisnis YELO terkontraksi cukup berat hingga pendapatannya merosot 93,9% yoy dari yang sebelumnya Rp 37,49 miliar di 2019 menjadi Rp 2,27 miliar di 2020. Penurunan pendapatan tertinggi berasal dari segmen kuota internet dan penyewaan modem yang turun hingga 94,3% dari sebelumnya Rp 38,64 miliar menjadi Rp 2,19 miliar di 2020.
Namun, pada lima bulan pertama tahun ini, atau hingga akhir Mei 2021 penjualan YELO naik pesat hingga 162% yoy dari yang sebelumnya Rp 2,14 miliar di Mei 2020 menjadi Rp 5,62 miliar di 2021.
Baca Juga: WOM Finance (WOMF) akan menerbitkan obligasi Rp 500 miliar, ini bunganya
Direktur Utama YELO, Wewy Suwanto memaparkan, pertumbuhan pendapatan yang signifikan di awal tahun ini karena adanya kerja sama usaha penjualan dan pembelian paket data dengan PT Abdi Harapan Unggul.
"Perusahaan menandatangani kerja sama dengan Abdi Harapan Unggul pada Januari 2021. Sampai dengan saat ini, memberikan hasil signifikan pada pendapatan perusahaan di bulan Maret hingga Juni 2021 sehingga bisa tumbuh lebih dari 100% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (19/7).
YELO memperoleh kontrak penyediaan layanan akses mobile internet senilai Rp 100 miliar dengan Abdi Harapan Unggul. Latar belakang kerja sama ini untuk merintis usaha penjualan data dalam negeri karena bisnis YELO yang utamanya sebagai penyedia konektivitas ke luar negeri masih terhambat.
Wewy memproyeksikan, adanya kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan ke kinerja YELO sampai dengan akhir tahun 2021. Namun sayang, pihaknya belum bisa buka-bukaan mengenai proyeksi pertumbuhan pendapatan di tahun ini.
Baca Juga: Multipolar (MLPL) berinvestasi di startup otomotif Carro
Yang terang, Wewy menegaskan kinerja tahun ini akan meningkat cukup signifikan dibandingkan 2020. "Transformasi kebijakan yang kami lakukan dari yang dulu fokus pada luar negeri, saat ini mulai perlahan-perlahan diubah ke dalam negeri membawa hasil signifikan terhadap pendapatan perusahaan," ujarnya.
Nantinya, hasil kerja sama dengan Abdi Harapan Unggul ini akan menjadi penyumbang utama pendapatan di 2021.
Mengenai perkembangan aksi korporasi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue), Wewy mengungkapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat mengajukan beberapa perubahan sehingga prosesnya akan mundur. Rencananya, rights issue akan terealisasi pada Oktober 2021 mendatang.
Sebagai informasi, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/2), YELO akan menerbitkan 1,99 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 5 per saham. Passpod akan menggunakan dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya emisi untuk mengambi alih 97,99% saham PT Abadi Harapan Unggul.
Berdasarkan penilaian harga, nilai akuisisi ini sebesar Rp 97,5 miliar. Akuisisi akan dilakukan melalui proses inbreng. Yelooo akan menggunakan sisa dana rights issue untuk modal kerja.
Selanjutnya: Dimohonkan PKPU oleh My Indo Airlines, begini tanggapan Garuda Indonesia (GIAA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News