kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dongkrak penjualan komersial, Sang Hyang perbanyak gerai


Rabu, 21 Desember 2011 / 09:00 WIB
ILUSTRASI. Saham-saham ini banyak diborong asing saat IHSG menguat, Senin (18/1)


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Sang Hyang Seri (Persero) terus meningkatkan bisnis penjualan ke pasar ritel komersial. Salah satu caranya ialah dengan menambah gerai Sang Hyang Seri (SHS) Shop. SHS Shop ini berfungsi memasarkan produk-produk pertanian yang diproduksi Sang Hyang Seri dan mitra-mitranya.

Eddy Budiono, Direktur Utama Sang Hyang mengatakan, saat ini perusahaan telah memiliki 150 gerai SHS Shop di seluruh Indonesia. Selanjutnya, Sang Hyang berniat membuka 100 hingga 150 gerai baru tahun depan. Sehingga sampai 2014 nanti, Sang Hyang menargetkan bisa memiliki 500 gerai SHS Shop.

“Pada tahun ini bisnis perdagangan ritel kami sudah hampir 40% dari total pendapatan. Tahun depan mudah-mudahan bisa 40%-50%. Dengan komposisi seperti itu, mudah-mudahan perusahaan semakin sehat,” kata Eddy kepada KONTAN, Selasa (20/12). Di samping menjual produk pertanian ke pasar ritel komersial, selama ini Sang Hyang Seri juga banyak bermain di bisnis pengadaan pupuk dan benih public service obligation (PSO).

Meski secara nilai kontribusi pendapatan dari ritel komersial cukup besar, namun secara volume, tidak lebih besar dari PSO. Eddy menerangkan, volume penjualan bisnis ritel komersial hanya mencapai 10% dari total penjualan.

Menurut Eddy, perusahaan meningkatkan porsi penjualan ritel komersial demi mengurangi ketergantungan terhadap bisnis PSO. Maklumlah, bisnis PSO membuat Sang Hyang harus bergantung kepada kebijakan pemerintah yang bisa berubah.

Hingga akhir tahun, Sang Hyang menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun dan laba sebelum pajak Rp 110 miliar. Pendapatan ini tumbuh 26% dari tahun lalu.

Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan, strategi bisnis ini tepat bagi Sang Hyang Seri. Tetapi di sisi lain, petani bisa terkena imbas dari strategi ini. Bila Sang Hyang Seri berorientasi pada penjualan komersial, bisa-bisa petani sulit mendapatkan benih berkualitas. "Dengan cara ini hanya petani yang memiliki daya beli kuat yang bisa membeli benih," kata Winarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×