kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.444   -79,00   -0,48%
  • IDX 6.458   -147,80   -2,24%
  • KOMPAS100 940   -24,06   -2,50%
  • LQ45 726   -21,13   -2,83%
  • ISSI 203   -2,78   -1,35%
  • IDX30 376   -12,32   -3,17%
  • IDXHIDIV20 458   -12,32   -2,62%
  • IDX80 106   -2,63   -2,42%
  • IDXV30 112   -1,63   -1,43%
  • IDXQ30 124   -3,54   -2,78%

Dorong Kemandirian Energi, KSI Mulai Produksi Katalis SGB dan ME-Kat 200


Kamis, 27 Februari 2025 / 09:57 WIB
Dorong Kemandirian Energi, KSI Mulai Produksi Katalis SGB dan ME-Kat 200
ILUSTRASI. PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI) resmi memulai produksi Adsorben Sulphur Guard Bed (SGB) dan Katalis ME-Kat 200 di pabriknya yang berlokasi Kawasan Industri Kujang di Cikampek, Jawa Barat.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI) resmi memulai produksi Adsorben Sulphur Guard Bed (SGB) dan Katalis ME-Kat 200 di pabriknya yang berlokasi Kawasan Industri Kujang di Cikampek, Jawa Barat. 

Produksi perdana ini disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia, Todotua Pasaribu, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri katalis berbasis teknologi tinggi di dalam negeri.

KSI merupakan perusahaan hasil sinergi antara PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Kujang, dan PT Rekacipta Inovasi ITB. Proyek ini juga merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diinisiasi pemerintah untuk memperkuat kemandirian energi, pengembangan energi hijau, dan mengurangi ketergantungan impor katalis.

Baca Juga: Harga Komoditas Energi Tertekan Kekhawatiran Pasokan Berlimpah

Sebagaimana diketahui, Adsorben SGB memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi proses produksi bahan bakar ramah lingkungan. Adapun Katalis ME-Kat 200 digunakan dalam proses produksi Methyl Ester menjadi Fatty Alcohol yang berperan penting dalam pembuatan produk turunan minyak nabati dan bahan kimia ramah lingkungan guna mendukung transisi energi menuju energi bersih. 

Dengan kapasitas produksi yang mumpuni, pabrik KSI di Cikampek diharapkan dapat memenuhi kebutuhan katalis di dalam negeri sekaligus membuka peluang ekspor di masa depan.

Direktur Utama Katalis Sinergi Indonesia Hadiyanto menyatakan bahwa produksi perdana ini merupakan hasil kolaborasi panjang dan riset intensif antara berbagai pihak. KSI pun bangga menjadi bagian dari upaya mewujudkan kemandirian energi nasional. 

“Dengan memproduksi katalis secara lokal menggunakan teknologi anak bangsa, kami dapat memberikan efisiensi biaya, meningkatkan daya saing, dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui inovasi teknologi hijau," jelasnya dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (26/2) malam.

Senada dengan KSI, Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Werry Prayogi menyampaikan, kolaborasi ini membuktikan bahwa sinergi antara industri dan akademisi mampu menghasilkan inovasi strategis. “Pertamina Lubricants siap mendukung produksi katalis sebagai bagian dari upaya menciptakan masa depan energi yang berkelanjutan,” imbuh dia.

Sebagai PSN, KSI tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan katalis domestik, melainkan juga membuka peluang pengembangan katalis inovatif lainnya untuk mendukung berbagai sektor industri, termasuk energi terbarukan dan petrokimia. 

Baca Juga: Rencana Pajak Karbon, INDEF Ingatkan untuk Fokus pada Transisi Energi

Produksi katalis ini diharapkan menjadi pilar penting dalam mendukung keberlanjutan energi dengan memastikan ketersediaan katalis berkualitas tinggi yang diperlukan dalam berbagai proses industri, termasuk pengolahan bahan bakar ramah lingkungan dan pengembangan energi terbarukan. 

Dengan memproduksi katalis secara lokal, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor, menekan biaya produksi, dan meningkatkan efisiensi di sektor energi.

Selain itu, produksi ini sejalan dengan transisi energi nasional menuju sumber daya yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti biodiesel, bioavtur, dan energi hijau lainnya. 

Katalis yang dihasilkan tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan performa proses produksi, tetapi juga mendukung pencapaian Net Zero Emission melalui teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Lebih jauh lagi, keberadaan industri katalis dalam negeri akan memperkuat kedaulatan energi nasional dengan menciptakan ekosistem industri berbasis riset dan inovasi. Hal ini akan mendorong pengembangan teknologi katalis baru untuk berbagai aplikasi masa depan, memperluas peluang ekspor, dan memperkokoh posisi Indonesia di kancah global sebagai pelopor dalam teknologi energi berkelanjutan.

Baca Juga: Kementerian ESDM dan KLH Tandatangani MoU Ketahanan Energi

Selanjutnya: Kapan Puasa Dimulai? Pemantauan Hilal Awal Ramadan 1446 H Digelar di 125 Titik

Menarik Dibaca: Shopee Big Ramadan Sale Dorong Penjualan Produk UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×