Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AirAsia Indonesia Tbk bakal mengembangkan rute-rute domestik pada semester II-2020. Hal tersebut guna mendorong kinerja keuangan hingga tutup tahun.
Direktur Utama Indonesia AirAsia Veranita Yosephine mengungkapkan seluruh industri penerbangan mengalami tekanan yang besar akibat penyebaran Covid-19. Akibatnya, emiten bersandi saham CMPP di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga tidak dapat menghindari kerugian pada semester I/2020.
Karenanya, ia mengatakan telah mengambil langkah antisipasi dengan memastikan recovery atau pemulihan di posisi maksimal dengan melindungi kesehatan seluruh pihak terkait. Kemudian dari sisi bisnis akan mengidentifikasi rute pemulihan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan.
Menurutnya, rute domestik juga telah didukung oleh langkah-langkah recovery yang sudah ada di industri penerbangan domestik Indonesia. Sehingga rute domestik menjadi fokus dan merupakan prioritas CMPP di semester II tahun ini.
“Jadi, berkaitan dengan peningkatan revenue dan pengembangan rute itu merupakan strategi penting untuk mengatasi kerugian mengingat cash flow menjadi prioritas saat ini," ujarnya menjawab kontan.co.id, dalam paparan publik virtual, Kamis (24/9).
Baca Juga: Begini upaya pemerintah untuk menyelamatkan industri penerbangan
Veranita juga memaparkan telah mengoperasikan kembali penerbangan berjadwal pada 19 Juni 2020. Setidaknya, ada 11 rute penerbangan domestik dan internasional yang telah dibuka oleh perseroan.
Rute internasional yang dibuka oleh perseroan masih sangat terbatas karena beberapa negara masih memberlakukan larangan masuk untuk perjalanan wisata dari Indonesia dan sebaliknya. Adapun, rute internasional CMPP yang beroperasi saat ini yaitu Kuala Lumpur-Surabaya, Kuala Lumpur-Kualanamu, Kuala Lumpur-Lombok dan Penang-Kualanamu.
Sementara, itu untuk pengembangan rute domestik atau rute baru, ia bilang hal itu tergantung dari perkembang dan penanggulangan Covid-19 di Indonesia. Namun, ia juga menegaskan kendati sudah bisa mengudara load factor atau okupansi masih akan terbatas mengingat implementasi pembatasan okupansi sebesar 70%.
“Saat ini, average load factor berada di kisaran 40%-50%," sebutnya.
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2020, CMPP membukukan pendapatan usaha Rp 1,34 triliun. Realisasi itu turun 55,18% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,99 triliun.
Sementara, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 909,07 miliar pada semester I/2020. Nilai itu naik signifikan dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 82,53 miliar.
Selanjutnya: Bisnis maskapai penerbangan kian terpuruk, ini sejumlah insentif yang dibutuhkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News