kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dorong lapangan pekerjaan baru, Oke Oce gandeng Dompet Dhuafa


Senin, 07 September 2020 / 08:47 WIB
Dorong lapangan pekerjaan baru, Oke Oce gandeng Dompet Dhuafa
ILUSTRASI. Petani menabur pupuk pada tanaman padi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/8/2020). PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan kesiapannya memenuhi alokasi pupuk bersubsidi yang diajukan Kementerian Pertanian sebanyak 9,1 juta ton dari yang ditetapkan 7.9 ton pa


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program pembiayaan dari dana wakaf produktif yang tersalurkan melalui penggerak Social Trustfund (STF) Dompet Dhuafa bersama OK OCE Indonesia, membuka jalan untuk mencapai solusi ketahanan pangan. 

"Masih ada beberapa sektor yang masih survive. Salah satunya adalah sektor pangan. Kita telah terbangun dari tidur nyenyak dan tingkat pengangguran naik. Sekitar 15 juta masyarakat kehilangan mata pencaharian. Namun, alhamduliah Pertanian masih tumbuh. Masih ada sektor yang menyumbang tenaga kerja terbesar. Seperti panen raya ini, ekonomi bergerak di desa," kata Sandiaga Uno, Founder OK OCE Indonesia dalam keterangannya, Senin (7/9).

Ia menambahkan bahwa dengan adanya wakaf produktif, menjadi wujud nyata yang menjelaskan pahala dan amal, tidak habis, serta terus tumbuh. Selain hadirnya makanan dari pertanian, ada juga tumbuhnya lapangan kerja di tengah pandemi. "Ini kita dapat menyebutnya green jobs. Lapangan kerja berbasis pangan," jelas Sandi.

Baca Juga: BI buka lowongan kerja PCPM angkatan 35 September ini, catat persyaratannya!

Ketua Yayasan DDR Nasyith Majidi memaparkan bahwa di Indonesia, zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) belum menjadi tradisi dalam pengelolaan produktif. Bukan hanya menggalakan wakaf produktif, namun juga mulai mengembangkan zakat produktif di Indonesia.

"Zakat produktif sangat layak dikembangkan di Indonesia dan menjadi salah satu instrumen dari solusi bagi penyelesaian atau jawaban beberapa persoalan perekonomian di Indonesia. Bahwa persoalan utama yang terjadi di petani adalah modal awal atau biaya yang terlalu besar," katanya.

"Dapat kita cari solusi dari zakat maupun wakaf produktif. Di pertanian Sukabumi sudah terlihat pengaplikasiannya. Adanya program di ketahanan pangan berbasis masyarakat pesantren kerjasama OK OCE dengan Dompet Dhuafa. Mudah-mudahan dapat mengkloningnya ke dalam program-program yang lebih besar,” papar dia.

Kali ini peruntukan tersebut bagi petani, yakni petani penggarap dan pemilik lahan di Sukabumi, binaan pesantren Al Muhtadin.

Harapannya, ke depan akan lebih banyak lagi kolaborasi penggerak yg bergabung, seperti di sektor distribusi ada OK OCE Express, pemasaran hasil panen ada OK OCE DC, Sahara, PIN, Qopnet, dan lain-lain. Mengingat dua target utama program adalah penciptaan lapangan kerja. Dalam hal ini petani penggarap. 

Baca Juga: Permintaan mi instan meningkat, Indofood (INDF) mengerek kinerja pada semester I-2020

Dari 50 hektar sawah, telah membuka lapangan kerja baru bagi 100 orang. Sebelumnya penghasilan mereka dengan sistem ijon sangat kecil atau bahkan tidak ada. Melalui program wakaf produktif, petani akan mendapat penghasilan Rp 7 juta-Rp 10 jt sekali panen.

Tidak hanya itu, hal tersebut juga untuk menstabilkan harga di masyarakat, dengan memangkas sistem ijon dan kolaborasi antar penggerak. Langkah tersebut mampu memangkas tata niaga yang panjang dan merugikan. Sehingga harga beli ke petani sangat layak dan harga jual ke Masyarakat juga terjangkau. 

Selanjutnya: Dorong ketahanan pangan, Reitech Diversifikasi Agro ekspansi lahan jagung 2.500 ha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×