Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas mengungkapkan kondisi saat ini berpeluang mengganggu jadwal proyek hulu migas.
SKK Migas menilai, di tengah kondisi saat ini diperlukan dukungan pemerintah daerah demi menjaga keberlangsungan proyek hulu migas.
"Beberapa upaya yang dilakukan agar proyek kegiatan tetap dapat dilaksanakan, tidak berhenti total. Salah satunya, meminta agar para kepala daerah memberikan privilege terhadap pergerakan manusia dan barang yang dibutuhkan oleh hulu migas, tanpa melanggar kaedah kehati-hatian," terang Julius dalam keterangan resmi, Rabu (8/4).
Baca Juga: Empat proyek migas dengan total investasi US$ 45 juta onstream pada kuartal pertama
Asal tahu saja, SKK Migas sejatinya menargetkan 11 proyek migas untuk onstream pada tahun ini. Hingga kuartal pertama, sudah ada empat proyek yang terlaksana.
Kendati demikian, pandemi corona dan penurunan harga minyak diakui SKK Migas berpengaruh pada target-target yang telah disusun.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan pihaknya melakukan kordinasi aktif dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) demi menjaga kelangsungan proyek hulu.
"Hampir semua KKKS yang kami hubungi meminta akses khusus untuk pekerja dan material yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan yang mereka lakukan. Oleh karena itu kami harus membuat perencanaan ulang," tutur Julius.
Baca Juga: Industri hulu migas donasi Rp 5 miliar untuk tanggulangi pandemi virus corona
Julius menjelaskan evaluasi memang perlu dilakukan termasuk seputar target capaian proyek. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, ada beberapa dampak yang ditimbulkan Covid-19 terhadap proyek hulu migas, antara lain transportasi material lebih lama, khususnya pengiriman material dari luar negeri, mobilisasi pekerja ke lokasi lebih sulit karena perizinan dan waktu karantina, kegiatan manufaktur peralatan migas untuk proyek tertunda atau lebih lama, persetujuan pengurusan perizinan lebih lama, serta produktivitas engineering dan konstruksi menjadi lebih rendah.
Pihaknya berharap agar kegiatan lapangan tetap dapat dijalankan walaupun dengan pergerakan yang terbatas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News