kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Dorong Regenerative Tourism, Kementerian Pariwisata Andalkan Generasi Alfa


Jumat, 27 Juni 2025 / 13:05 WIB
Dorong Regenerative Tourism, Kementerian Pariwisata Andalkan Generasi Alfa
ILUSTRASI. Perwakilan mitra co-branding Wonderful Indonesia bersama Kemenparekraf membuka acara Kampung Main di TMII, Jakarta, sebagai bagian dari upaya promosi wisata desa berkelanjutan.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Momentum liburan sekolah dimanfaatkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mendorong industri pariwisata berkelanjutan lewat program Kampung Main. Inisiatif ini merupakan bentuk kolaborasi antara Kemenparekraf dengan 18 mitra co-branding Wonderful Indonesia, yang menyasar lima kota besar Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.

Program ini dirancang untuk mengenalkan konsep wisata desa berkelanjutan kepada anak-anak sebagai bagian dari generasi alfa.

"Libur sekolah adalah waktu penting bagi keluarga dan terjadi lonjakan permintaan wisata. Kampung Main jadi sarana belajar dan eksplorasi yang menyenangkan," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini.

Melalui beragam aktivitas seperti permainan tradisional, seni dari limbah, hingga edukasi soal pengelolaan sampah (waste management), program ini juga menanamkan nilai regenerative tourism. Selain memberikan pengalaman baru bagi anak-anak, Kampung Main juga didesain untuk menciptakan dampak ekonomi langsung bagi desa wisata dan pelaku UMKM di daerah.

Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Pariwisata,Firnandi Gufron, menjelaskan bahwa dampak ekonomi yang ditargetkan tidak sekadar dalam bentuk peningkatan kunjungan wisata, tetapi juga transformasi sosial dan budaya.

Baca Juga: Sektor Pariwisata Diyakini Bisa Mendongkrak Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global
“Kami ingin mengenalkan kepada generasi muda bahwa di desa wisata, mereka bisa merasakan hidup yang lebih pelan, lebih sadar. Anak-anak sekarang serba cepat, serba instan. Program ini jadi upaya mereset itu,” jelas Firnandi.

Menurutnya, desa wisata bisa menjadi sumber penghasilan tambahan masyarakat di luar pertanian dan perkebunan. UMKM lokal juga berpeluang memperkenalkan produk-produk ramah lingkungan kepada pengunjung, terutama anak-anak yang umumnya hanya mengenal fast food atau produk modern.

"Kami edukasi lagi lewat produk desa yang dikemas alami, seperti makanan dalam daun. Ini bagian dari kearifan lokal yang sifatnya sustainable,” tambahnya.

Terkait dukungan untuk mitra co-branding, Kemenpar  memberikan insentif dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk eksposur digital.

 “Kami bantu mereka lewat kanal media Wonderful Indonesia baik website maupun media sosial yang menjangkau pasar domestik, global, dan China. Masing-masing memiliki pengikut aktif dan segmentasi yang jelas,” ujar Firnandi menjawab pertanyaan Kontan, pada Kamis (26/6). 

Baca Juga: Tak Lagi Relevan! Pengamat Pariwisata Kritisi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Untuk mengukur keberhasilan program ini, Kemenparekraf mengacu pada sejumlah indikator, termasuk survei independen tentang kesadaran merek (brand awareness).

“Brand index (dari Co-Branding) pada 2022 di angka 1,17. Tahun 2024 melonjak jadi 3,43. Ini berdasarkan survei dari pihak ketiga, bukan klaim internal,” imbuhnya. 

Firnandi berharap peningkatan brand awareness ini akan berujung pada brand recall dan pada akhirnya meningkatkan loyalitas terhadap destinasi pariwisata lokal.

“Program ini bukan hanya soal edukasi dan hiburan, tapi investasi jangka panjang bagi pariwisata desa dan pelestarian budaya,” ujarnya.

Selanjutnya: Digimap Perkuat Ritel Fisik, Penjualan Offline Jadi Penopang Bisnis

Menarik Dibaca: Ini Beda Iced Coffee dan Cold Brew yang Sama-Sama Disajikan Dingin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×